-->

CERPEN, AKU TAK PAHAM


AKU TAK PAHAM

Pagi yang cerah dan cuaca yang bersahabat serta kicauan burung-burung yang indah.Aku akan melAkukan aktivitasku sebagai pelajar,yaitu bersekolah.
Pagi-pagi sekitar pukul 07.30 Aku berangkat kesekolah dengan berpakaian rapi danbersih serta dangan hati yang riang.setibanya Aku disekolah Aku bertemu dengan teman kelasku rahmat dan sadli.
“wah tumben nih kamu cepat datang” Tanya rahmat padaku.
“biasanya kamu agak lambat datangnya ada angin apa nih sampai kamu cepat datangnya?”lanjutnya.
“ah tidak apa,Cuman mau saja cepat datang!” jawabku sambil tersenyum.
“anu,e….e….e…., PR mate-matikalu belum selesai padahal nanti mau dikumpul, coba saja matematika bukan jam pertama pasti Aku masih bias santai di rumah. Makanya kalau ada PR itu di kerja jangan main terus” ujar Rahmat.
“iya itu betul betul betul…” ashut sadly.
“hem… memangnya kamu sudah selesai???” tanyAku pada mereka.
“belum….” Jawab mereka berdua.
Tidak lama kemudian ilham pun datang. Lalu Dia bertanya pada mereka bertiga.
“we… apa yang hamu bikin disini???”
“nda’ ada kok. Cuman ngobrol aja” sahut sadly.
“Kalau gitu ayo kita ke kelas nanti kalau lama-lama disini, kit bias telat masuk ke kelas” sahutku padda mereka.
“ya sudah… ayo kita masuk” kata ilham
Sesampainya Aku dan teman-teman di depan kelas.
“wah kok pintunya belum terbuka?? Emangnya siapa sig yang bawa kuncinya??” tanyAku pada mereka.
“yang bawa itu… kalau tidak salah ialah… Ina” jawab ilham menduga-duga.
“oww… lantas sekarang kita ngapaen…???”
“mending kita selesaikan tugas mate-mateka yang ada. Okey??”
“baiklah…” ucapku semangat.
Sambil menunggu Ina, kami duduk di depan kelas. Tiba-tiba seorang cewek datang memukul pundakku. Eh, ternyata Ila. Ilapun duduk tepat di sampingku. Lalu dia mengutarakan beberapa pertanyaan. Tapi Aku enggan menjawabnya, karena semua pertanyaannya itu menyangkut masalah peribadiku.
Selagi teman-temanku yang lain sedang asik mengerjakan PR. Akhirnya Ina dantang juga. Aku yang sedang asik mengobrol dengan Ila, tak menyadari dengan kehadiran Ina. Kelaspun kini terbuka, dan semua teman-temanku telah masuk hanya Aku dan Ila yang masih asik mengobrol di depan kelas.
“oww.... enak ya…??? Pagi-pagi berduan cerita dan kelihatannya serius banget!” kata Ina sambil melirikku dengan tatapan tidaj suka.
“eits, jangan salah paham gitu dong. Kami hanya mengobrol-ngobrol biasa kok” ujar Ila menjelaskan. Sementara itu Aku tak sanggup berkata sepata katapun karena Aku tAkut kalau Ina bakalan tambah marah. Iya, tentu saja Aku tAkut kalau dia marah, karena dia adalah pacarku.
“tapi kok kelihatannya kalian mesra banget…?” lanjut Ina.
“ya ampun Ina… jangan cemburu gitu dong. Kami ini hanya  berteman. Okey?” Ilapun kembali menyangga.
“ya sudah kalau begitu…” kata Ina sambil berlalu meninggalkan kami berdua. Memang begitulah orangnya, sangat cepat cemburu.
Setelah selesai salat dzuhur di Musallah sekolahku, Aku bertemu kembali dengan Ila. Akhirnya Ila terus mempertanyakan masalah pribadiku yang tak ingin Aku ceritakan karena itu adalah rahasia terbesarku. Tapi dia terus memaksAku karena dia sangat ingin mengetahui semua rahasianya orang.
Hal yang Aku tAkutkanpun kembali terjadi. Saat sedang asik ngobrol dengan Ila, Ina kembali lelotong pembicaraan kami berdua. Dan dia mengamuk lebih hebat dari sebelumnya. Kini Ina benar-benar cemburu berat sama Ila, karena ini merupakan kali sekian Aku di pergoki bicara berdua dengan Ila.
Hah… parah. Kayaknya hubungan kami tidak akan bertahan lebih lama lagi. Sangking jengkelnya Ina terhadapku, diapun menempeleng wajahku di depan banyak orang. Tak seempat Aku berkata, Ina langsug pergi meninggalkanku. Ila hanya teradiam dan membisu melihat kejadian yang menimpAku.
Sekarang setelah kejadian itu, Aku tak pernah bicara dengan Ina ataupun sama Ila.







BY Satria Wahyu Kinarya

Related Posts

Subscribe Our Newsletter