-->

MAKALAH MANAJEMEN



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Ilmu manajemen sebetulnya sama usianya dengan kehidupan manusia, mengapa demikian karena pada dasarnya manusia dalam kehidupan sehari-harinya tidak bisa terlepas dari prinsip-prinsip manajemen, baik langsung maupun tidak langsung. Baik di sadarai ataupun tidak disadari. Ilmu manajemen ilmiah timbul pada sekitar awal abad ke 20 di benua Eropa barat dan Amerika. Dimana di negara-negara tersebut sedang dilanda revolusi yang dikenal dengan nama revolusi industri. Yaitu perubahan-berubahan dalam pengelolaan produksi yang efektif dan efisien. Hal ini dikarenakan masyarakat sudah semakin maju dan kebutuhan manusia sudah semakin banyak dan beragama sejenisnya.
Sekarang timbul suatu pertanyaan “siapa sajakah yang sebenarnya memakai manajemen “ apakah hanya digunakan di perusahaan saja atau apakah di pemerintahan saja. Manajemen diperlukan dalam segala bidang. Bentuk dan organisasi serta tipe kegiatan. Dimana orang-orang saling bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
           
1.2 Rumusan Masalah                        
a.    Ilmu dan seni manajemen
b.    Pentingnya tujuan dalam manajemen
c.    Manajemen, Manajer dan Kepimimpinan

1.3 Manfaat
      Agar mahasiswa lebih mengetahui lagi tentang manajemen dan mengetahui lebih dalam ilmu dan seni manajemen.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Ilmu dan Seni Manajemen
Manajemen adalah merupakan ilmu dan seni dalam operasi fungsi guna mencapai tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu. Manajemen sebgai suatu ilmu adalah merupakan akumulasi pengetahuan yang telah disestematiskan , atau kesatuan penegtahuan yang telah diorganisasikan.
Batasan tersebut sebenarnya terlalu luas dan baru akan menjadi jelas, apabila dapat ditegaskan lebih lanjut arti yang terinci mengenai pengetahuan, dan arti tentang sistematik dan organisasi yang digunakan dalam definisi tersebut. Manajemen sebagai suatu ilmu dapat pula dilihat sebagai suatu ancangan (approach) atau suatu metode ancangan terhadap totalitas dunia empiris, yaitu dunia yang terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya dapat diamati oleh indera manusia.
            Manajemen sebagai suatu ilmu titik berat diletakkan pada metode keilmuan. Memang yang mengikat semua ilmu adalah adanya metode ilmu yang digunakan untuk mensistematiskan seluruh pengetahuan yang sifatnya masih pragmatis itu. Batasan lain tentang ilmu yang dikemukakan Wiliam J.Goode dan paul K. Hatt, adalah bahwa ilmu merupakan suatu cara menganalisis yang mengijinkan kepada ahli-ahlinya untuk menyatakan suatu proporsi dalam bentuk kausalitas yaitu : “apabila …., maka….”  Dalam hubungan ini diketengahkan, bahwa bagaimana sekemupulan pengetahuan tersebut harus disestematiskan, akan tetapi apabila proporsi tersebut dimulai dengan kebenaran –kebenaran apriopori, maka proporsi tersbut kehilangan sifat ilmiahnya. Berdasarkan batasan yang telah dikemukakan di atas, apabila kita komparasikan, maka dapat diperoleh karakteristik pokok yang terdapat pada pengertian ilmu yaitu,:
1.    Bersifat rasional
Adalah suatu sifat aktivitas berpikir yang ditundukkan pada logika formal dalam mengikuti berpikir selogistik.
2.    Bersifat empiris
Oleh karena konklusi-konklusi yang diambil harus dapat ditundukkan pada pemeriksaan atau pada verifikasi indera manusia
3.    Bersifat umum
Bahwa kebenaran-kebenaran yang dihsilkan sebagai ilmu tersebut dapat diverifikasikan oleh peninjau-peninjau ilmiah. Objek maupun metodenya dapat dipelajari dan diikuti secara umum dan dapat diajarkan secara bersama-sama.
4.    Bersifat akumulatif
Bahwa yang dipelajari tersebut merupakan kelanjutan dari ilmu yang telah dikembangkan sebelumnya. Selain itu juga merupakan kumpulan pengetahuan, baik ilmu teoritis maupun ilmu praktis yang teroganisasi dan bertujuan untuk mencari kemaslahatan.

            Manajemen merupakan suatu ilmu, oleh karena mempunyai karakteristik pokok seperti halnya karektiristik pokok ilmu yang telah dideskripsikan diatas. Demikian juga manajemen merupakan suatu ilmu, oleh karena dalam manajemen diaplikasikan langkah-langkah metode ilmiah yang diaplikasikan dalam manajemen dimaksud adalah :
1.    Observasi
2.    Formulasi problema
3.    Akumulasi dan Klasifikasi fakta-fakta tambhan baru
4.    Generalisasi
5.    Formulasi hipotesis
6.    Testing dan verifikasi
Selain itu manajemen sebagai suatu ilmu, oleh karena itu seorang manajer juga harus mempunyai sikap ilmiah seperti halnya sikapa ilmiah yang harus dimilki oleh para ilmuan.  Sikap ilmiah yang harus dimiliki oleh seorang manajer adalah :
1.    Objektivitas
Yang dimaksud dengan objektif adalah bahwa dalam suatu satu peninjauan yang dipentingkan adalah objeknya. Faktor subjek dalam membuat deskripsi dan analisis seharusnya dilepaskan jauh-jauh, meskipun tidak mungkin untuk mendapatkan objektivitas yang absolut , oleh karena ilmu itu sendiri merupakan hasil budidaya manusia yang sebagai subjek sedikit banyak akan memberikan pengaruhnya.
2.    Sikap serta relatif
Bahwa seorang manajer sebagai ilmuwan harus menerima realitas perubahan-perubahan ynag terjadi dan memberikan dampak terhadap masa berlakunya teori-teori yang telah mereka milki. Berlakunya teori mereka  miliki tidaklah mutlak kebenarannya. Namun mungkin saja terjadi bahwa teori mereka digugurkan oleh teori-teori lain.
3.    Sikap skeptif
Yang dimaksud sikap skeptif adalh sikap untuk selalu ragu-ragu terhadap pertanyaan-pertanyaan yang belum cukup kuat dasar pembuktiannya. Bahwa manajer sebagai ilmuwan harus selalu hati-hati, harus teliti dalam memberikan penilaina dan pernyataan ilmiah.
4.    Kesabran intelektual
Mampu menahan diri dan kuat untuk tidak menyerah kepada tekanan dalam meneyatakan suatu pendirian ilmiah, karena memang belum  selesai dan belum lengkap hasil yang dicapai.
5.    Kesederhanaan
Kesederhanaan dalam sikap ilmiah adalah kesederhanaan dalam cara berpikir, dalam cara menyatakan, dan dalam cara pembuktian.

6.    Sikap tidak memihak kepada etik
Sikap tidak memihak kepda etik adalah bahwa ilmu tidak mempunyai tujuan dan tugas untuk membuat penilain tentang hal yang baik dan hal yang buruk, melainkan ilmu mempunyai tugas untuk mengemukakan hal-hal yang salah dan hal-hal yang benar secara nisbi.

Manajemen sebagai suatu seni bukan diartikan seni dalam artian formal yang biasa dihubungkan dengan seni music, sastra, tari, drama, lukis, dan sebagainya. Sehingga bukan berarti bahwa untuk menjadi manajer yang baik harus seorang seniman, atau seorang minimum harus mengusai salah satu dari cabang dari kesenian seperti menari, menyanyi, melukis dan sebaginya.

            Yang dimaksud seni disini adalah seni dalam pengertian yang luas dan umum, yaitu merupakan keahlian, kemampuan, kemahiran, dan keterampilan dalam aplikasi prinsip, metode, dan teknik dalam menggunkan sumber daya manusia dan sumber daya alam, terutama sumber daya manusia secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

            Dalam bahasa belanda, keahlian, kemampuan,  kemahiran, dan keterampilan yang bisa diperoleh menurut saluran biasa, yaitu menurut system pelajaran pelajaran atau sistematik tertentu, disebut kunde atau ilmu, sedangkan jika keahlian, keahlian, kemampuan, kemahiran, dan keterampilan tersebut tidak dapat lagi ditelusuri berdasarkan saluran ilmu dan sistematik biasa, maka disebut kuast atau seni.

            Perkembangan teknologi dan abad komputeriasasi seperti terasa pada masa sekarang ini adalah mudah untuk menitikberatkan pentingnya ilmu dalam manajemen. Sudah barang tentu pengetahuan tambahan akan bermamfaat juga dan usaha-usaha sepanjang garis-garis dimaksud harus dimotivasi. Meskipun demikan seni manajemen harus dikenal sepenuhnya. Pengembangan dari seni dapat diperoleh melalui studi, observasi, dan praktek lapangan. Dalam seni manajemen terdapat perbedaan-perbedaan yang penting di antara para manajer perorangan. Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan dalam keputusan, pengertian, motif, dan kemampuan untuk bekerja dengan orang-orang,
            G.R Terry menggariskan bahwa pada esensinya seorang manajer adalah seorang ilmuwan dan seorang seniman. Ia memerlukan suatu pengetahuan yang pengetahuan yang disusun menurut system yang  memberikan kebenaran-kebenaran yang pokok yang dapat ia pergunakan dalam mengoperasikan pekerjaanya. Pada waktu yang sama manajer harus member ilham, membujuk, bermulut  manis, mengajar, dan memikat orang lain berbobot maupun tidak berbobot untuk member pelayanan yang selaras dan menyumbangkan aktivitas individu dan aktivitas spesifik mereka kearah tujuan tertentu. Jenis aktivitas tersebut tidak dapat dibuat formulirnya atau dinyatakan sebagai suatu statistic dalamsuatu daftar kenyataan-kenyataan. Hal ini didasarkan atas perasaan, naluri dan dugaan-dugaan mengenai aktivitas yang hendak dilakukan.

2.2 Pentingnya Tujuan Dalam Manajemen.
            Menyelesaikan tugas secara efisisen dan efektif adalah penting, akan tetapi sama halnya dengan itu adalah mengetahui tentang hal-hal yang harus dilakukan dan memastikan bahwa tugas yang diselesaikan adalah maju kearah tujuan yang diinginkan. Apa yang diusahakan oleh seorang manajer untuk dicapainya dan mengapa ia berusaha untuk mencapainya selalu merupakan pertanyaan yang baik untuk diajukan dalam manajemen.

            Tujuan adalah sesuatu yang ingin direlisasikan oleh seseorang; tujuan merupakan objek dari suatu tindakan. Misalnya berusaha meningkatkan moral tenaga kerja, mengurangi kemangkiran pada departemen tertentu, menghasilkan 10.000.000 unit produk, memperoleh keuntungan 25% dari produk yang dipasarkan; semuanya adalh merupakan tujuan.

Tujuan manajemen adalah sesuatu yang ingin direalisasikan, yang menggambrakan ruang lingkup tertentu dan menyarankan pengarahan kepada usaha-usaha seorang manajer . berdasarkan pengertian di atas minimum dapat diambil empat elemen pokok, yakni :
1.    Sesuatu yang ingin direalisasikan (goal)
2.    Ruang lingkup (scope)
3.    Ketepatan (definiteness)
4.    Pengarahan (direction)
Secara praktis luanya sesuatu yang ingin direalisasikan termasuk dalam pengertian tujuan manajemen. Batas yang diilustrasikan untuk suatu organisasi tertentu dapat mengandung lebih dari satu pernyataan seperti sesuatu yang ingin direalisasikan. Tujuan manajemen juga mengandung arti ketetapan(defitness). Gagasan yang dinyatakan dengan istilah yang samar-samar dan mempunyai arti kembar mempunyai nilai manajemen yang mininmun. Untuk mengilustrasikan hal yang demikian, sesuatu yang ingin direalisasikan, seperti  “hasilkan sebanyak-banyaknya”, “menangkan sebanyak-banyaknya”,  “selesaikan dengan secepat mungkin”,  merupakan pokok pada interpretasi  yang heterogen dan sering memberikan dampak adanya kekacauan dan kesemrawutan. Akhirnya pengarahan (direction) ditunjukkan oleh tujuan, karena tujuan pada umumnya menunjukkan hasil yang harus direalisasikan dan memisahkan hasil-hasil yang diusahakan untuk direalisasikan ini dari berbagai hal yang ingin direalisasikan yang mungkin ada.
Pada umumnya tujuan dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu:
1.    Tujuan organisasi secara makro
2.    Tujuan manajer pada seluruh hirarki organisasi
3.    Tujuan Individu

Tujuan organisasi secara makro amat berhubungan dengan nilai-nilai (values) yang dibentuk dari aktivitas yang dilakukan oleh organisasi untuk kepentingan pihak intern dan pihak ekstern (sosial)   tujuan yang berhubungan dengan manajer pada seluruh hirarki organisasi barangkali merupakan pengertian yang lazim di antara berbegai jenis tujuan. Tujuan ini lebih banyak berhubungan dengan hirarki kuantitas dan kualitas yang harus direalisasikan. Tujuan individu lebih banyak berhubungan dengan kepuasan ekonomis, psikologis, dan sosial.

Realisasi masing-masing tujuan tambahan harus membantu pencapaian tujuan yang secara hirarki langsung lebih tinggi, sehingga memberikan pola tujuan yang benar-benar disatukan dan selaras bagi semua individu yang terikat dalam organisasi yang bersangkutan. Untuk mencapai tingkat efektivitas yang maksimun, tujuan harus mempunyai arti  dan tepat pada waktunya bagi individu. Pada umumnya tujuan-tujuan untuk penyelesaian pekerjaan pada hirarki bawah harus dinyatakan dalam kesatuan-kesatuan yang dapat diukur.

2.3. Manajemen, Manajer dan Kepimimpinan
Batasan manajemen yang telah yang telah dideskripsikan di muka dan akan dijadikan pegangan dalam studi selanjutnya seni dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian , pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian terhadap orang-orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berdasrkan definisi tersebut berarti manajer adalah seorang yang bertindak sebagai perencana, pengorganisasi, pengarah, pemotivasi, dan pengendali orang-orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sedangkan kepemimpinan adalah sikap dan perilaku untuk mempengaruhi para bawahan agar mereka mampu bekerja sama sehingga dapat bekerja secara lebih efisien dan efektif untuk mencapai angka produktivitas kerja sesuai dengan yang telah ditetapkan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa kepemimpinan adalah sifat yang harus dimiliki oleh perencana, pengorganisasi, pengarah, pemotivasi, dan pengendali untuk memengaruhi orang-orang dan mekanisme kerja guan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
James A.F Stoner/Charles Wankel menspesifikasikan secara lebih lengkap tentang manajer sebagai berikut:
1.    Manajer bekerja dengan dan melalui orang lain (manager work with and through other people)
Yang dimaksud orang disini adalah para bawahan, para penyelia dan manajer dalam hirarki yang sama maupun hirarki lain dalam organisasi yang bersangkutan. Orang juga menyangkut pihak ekstern, orang yang berhubungan langsung dengan organisasi pembeli, pelanggan, kreditur, bank, pemasok (suppliers), dan sejenisnya.
2.    Manajer bertanggung jawab dan bertanggung gugat (managers are responsible and accountable)
Manajer bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan pekerjaan tertentu dengan berhasil. Selain itu manajer biasanya dinilai atas dasar sejauh mana ia mengatur tugas dan pekerjaan tersebut untuk dilaksanakan. Manajer juga bertanggung jawab atas aktivitas dan tindakan para bawahan. Berhasil atau gagalnya para bawahan dalam melakasanakan tugas dan pekerjaan secara langsung mencerminkan keberhasilan atau kegagalan manajer yang bersangkutan.
3.    Manajer mengembangkan persaingan tujuan dan menetapkan prioritas (managers balance competing goals and ser priorities)
Setiap waktu manajer dihadapkan pada sejumlah tujuan, problema, dan kebutuhan organisasi yang seluruhnya berkompetisi untuk mendapatkan sumber daya dan waktu manajer. Mengingat sumber daya selalu terbatas, setiap manajer harus mencari keseimbangan diantara berbagai macam tujuan dan kebutuhan.
4.    Manajer harus berpikir secara analitik dan konseptual (Managers must think analitycally and conceptually)
Agar menjadi seoarng pemikir analitik, manajer harus mampu memisah-misahkan suatu problema menjadi komponen-komponen, menganalisis komponen-komponene tersebut kemudian muncul suatu penyelasaian yang mungkin.
5.    Manajer adalah penengah (Managers are mediators)
Organisasi terdiri atas kelompok orang, dan sekelompok orang mungkin saja tidak akur, atau mereka bertengkar. Perselisihan yang terjadi di dalam suatu organisasi dapat melemahkan moral dan produktivitas, dan mereka bisa menjadi tidak senang atau mengacau, sehingga tenaga kerja yang benar-benar mampu, mengambil keputusan untuk meninggalkan organisasi yang bersangkutan.
6.    Manajer adalah politikus (Manager are politiciaus)
Dalam hal ini manejer harus membangun hubungan dan menggunakan bujuk rayu serta kompromi dalam mencapai tujuan organisasi, sebagaimana yang dilakukan oleh politikus untuk menjalankan program-programnya.
7.    Manajer adalah diplomat (Managers are diplomats)
Manajer dapat bertindak sebagai wakil resmi dari unit kerja atau rapat-rapat organisasi. Manajer dapat mewakili organisasi sebagai totalitas, juga mewakili suatu unit tertentu dalam berurusan dengan kreditur, pelanggan, pemasok, kontraktor, pejabat pemerintah, dan individu dari organisasi lain.
8.    Manajer adalah lambang (Mangers are symbols)
Manajer menjelmakan atau melambangkan kesuksesan atau kegagalan suatu organisasi, baik dihadapan para anggota organisasi sendiri maupun dihadapan para pengamat luar.
9.    Manajer mengambil keputusan yang sulit (Managers make dificull decisions)
Hampir setiap organisasi tak bisa terlepas dari problema atas kehidupannya, miaslnya: problemaketanagkerjaan, financial, produksi, pemasaran, dan sebagainya. Manajer adalah oaring yang diharapkan akan hadir dengan penyelesaian atas problema yang sulit dan pantang menyerah dalam mengoperasikan keputusan-keputusannya walaupun dengan berbuat demikian ia menjadi kurang disukai.

Klasifikasi manajer menurut rentang aktivitas organisasi yang ada dibawah tanggung jawabnya yaitu
1.    Manajer umum
Memanajemi suatu unit yang kompleks, seperti suatu perusahaan, cabang perusahaan, atau suatu divisi yang beroperasi mandiri. Manjer umum bertanggung jawab atas seluruh aktivitas unit yang bersangkutan, misalnya: ketangakerjaan, produksi, financial, pemasaran dan sebagainya.
2.    Manajer fungsional
Manajer fungsional hanya bertanggung jawab atas suatu aktivitas, misalnya: ketanagakerjaan, produksi, financial, pemasok dan sebagainya. Para bawahan dan aktivitas-aktivitas yang dipimpin oleh seorang manajer fungsional dipersatukan oleh seperangkat aktivitas yang sama.

            Klasifikasi manajer menurut hirarkinya dalam organisasi, yaitu: manajer puncak. Manjaer menengah, manajer hirarki pertama. Deskripsi hirarki manajer yang tampak dalam ilustrasi tersebut adalah sebagai berikut:

1.    Top manager (manajer puncak).
Yang termasuk pada hirarki manajer ini adalah anggota anggota board of director (dewan direksi) dan presiden organisasi.
2.    Middle manager (Manajer menengah). Yang termasuk pada hirarki manajer ini adalah : para kepala bagian, kepala divisi, kepala sekasi, dan kepala carding.
3.    First line manager atau supervisory manager (manajer hirarki pertama).
Yang termasuk pada hirarki manajer ini adalah: para kepala mandor, kepala Chief, dan mandor.

            Menurut lingkup aktivitasnya manajer dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
1.    Dewan direksi
Lingkup aktivitasnya dalam usaha memajemeni organisasi secara totalitas.
2.    Presiden organisasi
lingkup aktivitasnya dalam usaha memajemeni para manajer agar terdapat kesatuan gerak dan tindakan dalam rangka merealisasikan tujuan yang telah ditetapkan.
3.    Departemen atau kepala divisi
lingkup aktivitasnya dalam usaha memajemeni tenaga kerja yang meliputi spesialisasi kerjanya masing-masing.
4.    Manajer hirarki pertama
Lingkup aktivitasnya dalam usaha memajemeni para tenga kerja, agar mereka melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai organisanya.

Terry mendiskripsikan pekerja manajer berdsarkan fungsi-fungsinya sebagai berikut:
1.    Perencanaan (planning)
Dalam fungsi perencanaan, manajer mempunyai deskripsi pekerjaan sebagai berikut:
a.    Menetapkan, mendeskripsikan, dan menjelaskan tujuan.
b.    Memprakirakan
c.    Menetapkan syarat-syarat dan dugaan tentang performance pekerjaan
d.    Menetapkan dan menjelaskan tugas-tugas mencapai tujuan
e.    Menetapkan rencana penyelasaian
f.     Menetapkan kebijakan-kebijakan
g.    Merencankan standar-standar dan metode-metode penyelesaian
h.    Mengetahui lebih dahulu problema yang akan dating dan mungkin terjadi.
2.    Pengorganisasian (Organizing)
a.    Mendiskripsikan pekerjaan dalam tugas-tugas pelaksanaan
b.    Mengklasifikasikan tugas-tugas pelakasanaan dalam pekerjaan-pekerjaan operasional.
c.    Mengumpulkan pekerjaan-pekerjaan operasional dalam kesatuan-kesatuan yang berhubungan dan dapat dimajemeni.
d.    Menetapkan syarat-syarat pekerjaan.
e.    Menyelidiki dan menempatkan orang perorangan pada pekerjaan yang tepat.
f.     Mendelegasikan otoritas yang tepat kepada masing-masing manajemen.
g.    Memberikan fasilitas ketanagakerjaan dan sumber daya lainya.
h.    Menyesuaikan organisasi ditinjau dari sudut hasil-hasil pengendalian.
3.    Penggerakan (actuating)
Dalam fungsi penggerakan, manajer mempunyai deskripsi pekerjaan sebagai berikut :

a.    Memberi tahu dan menjelaskan tujuan-tujuan kepada para bawahan
b.    Memanajemenidan mengajak para bawahan untuk bekerja dengan semaksimun mungkin.
c.    Membimbing tenaga kerja bawahan untuk mencapai stnadar opersaional (pelaksanaan)
d.    Mengembangkan tenaga kerja bawahan guna merealisasikan kemungkinan-kemungkinan sepenuhnya.
e.    Memberikan orang-orang ja untuk mendengarkan
f.     Memuji dan memberikan sanksi secara adil
g.    Member hadiah melalui penghargaan dan pembayaran untuk pekerjaan yang diselesaikan dengan baik.
h.    Memperbaiki usaha-usaha penggerakan dipandang dari sudut hasil-hasil pengendalian.
4.    Pengendalian (controlling)
Dalam fungsi pengendalian,manajer mempunyai deskripsi pekerjaan sebagai berikut :
a.    Membandingkan hasil dengan rencan pada umumnya
b.    Menilai hasil dengan standar pelaksanaan
c.    Menciptkan alat-alat yang efektif untuk mengukur pelaksanaan
d.    Memberitahukan alat pengukur
e.    Memudahkan data yang rinci dalam bentuk yang menunjukkan komporasi dan pertentang
f.     Menganjurkan tindakan perbaikan, apabila diperlukan.
g.    Memberitahukan anggota interpretasi yang bertanggung jawab.
h.    Menyesuaikan pengendalian dengan hasil pengendalian.





BAB III
PENUTUP

3.1 kesimpulan
Manajemen adalah merupakan ilmu dan seni dalam operasi fungsi guna mencapai tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu. Manajemen sebgai suatu ilmu adalah merupakan akumulasi pengetahuan yang telah disestematiskan , atau kesatuan penegtahuan yang telah diorganisasikan.
Batasan tersebut sebenarnya terlalu luas dan baru akan menjadi jelas, apabila dapat ditegaskan lebih lanjut arti yang terinci mengenai pengetahuan, dan arti tentang sistematik dan organisasi yang digunakan dalam definisi tersebut. Manajemen sebagai suatu ilmu dapat pula dilihat sebagai suatu ancangan (approach) atau suatu metode ancangan terhadap totalitas dunia empiris, yaitu dunia yang terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya dapat diamati oleh indera manusia.
Tujuan manajemen adalah sesuatu yang ingin direalisasikan, yang menggambrakan ruang lingkup tertentu dan menyarankan pengarahan kepada usaha-usaha seorang manajer . berdasarkan pengertian di atas minimum dapat diambil empat elemen pokok, yakni :
1.    Sesuatu yang ingin direalisasikan (goal)
2.    Ruang lingkup (scope)
3.    Ketepatan (definiteness)
4.    Pengarahan (direction)

3.2 Saran
     Semoga mahasiswa lebih mengetahui lebih banyak tentang manajemen sebagai seni dan tujuan manajemen.


DAFTAR PUSTAKA

Related Posts

Subscribe Our Newsletter