BAB
I
PENDAHULUA
N
1.1 Latar Belakang
Pisang
kepok (Musa
paradisiacal L)
adalah buah yang sangat mudah
ditemui di mana saja dan kapan saja, karena sifatnya yang dapat berbuah setiap
saat tanpa menunggu musim datang seperti buah lainnya, terutama di daerah
tropis seperti negara Indonesia dan karena banyaknya jenis dan macam dari buah
ini, mulai dari yang seukuran jari kelingking sampai yang seukuran alpukat,
semua rasanya sangat manis. Pisang juga dikaitkan dengan budaya masyarakat
setempat, Contoh jenis pisang tertentu biasanya dipakai sebagai ubo rampe dari
suatu upacara adat tertentu.
Dari hasil penelitian di Malaysia
ternyata buah pisang memerlukan zat penyerap etilen dan perlu disimpan dalam
unit pendingin agar tahan tetap hijau sampai 6 minggu. Macam-macam bentuk
penyerap etilen telah dicoba, seperti blok campuran vermiculate dan semen
dengan perbandingan 3 : 1 yang dicelupkan dalam larutan KMnO4 dapat
dipergunakan sebagai bahan penyerap etilen, atau blok-blok campuran lempeng dan
semen yang dicelup larutan KMnO4.
Ternyata
Buah pisang sangat banyak sekali manfaatnya baik untuk kesehatan maupun utuk
kecantikan. Pisang dalam masyarakat kita sering digunakan untuk lulur atau untuk memperlancar pencernaan, pisang sebagai
tumbuhan penghasil buah meja yang disantap sesudah makan, merupakan pohon yang
dapat ditanam dipekarangan rumah. Perawatannya tak serumit tanaman cengkeh,
namun hasilnya lumayan sebagai persediaan buah yang dapat dipanen sekali waktu.
Sebagai tanaman selingan, dikebun – kebun sempit pun pisang pun pantas dicoba.
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan Praktikum Untuk mengetahui warna
dan tekstur pada buah pisang (Musa paradisiacal L).
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Mutu buah pisang
Pisang (Musa
Paradisiaca L)
sebagai salah satu buah yang banyak mengandung karbohidrat dan vitamin c,
banyak mengandung nutrisi seperti kalium dan asam folat. Selain itu buah pisang
bermanfaat untuk membantu tubuh menyimpan cadangan kalsium, nitrogen dan fosfor
yang berguna untuk membangun perbaikan dan regenerasi jaringan. Pisang sangat
bermanfaat bagi kesehatan.
Tanaman
pisang dalam bahasa Latin disebut Musa Paradisiaca termasuk famili Musaceae.
Tingginya 3,5 – 7,5 m. Yang istimewa dari tanaman pisang adalah hampir
semua bagian tanaman dan buahnya dapat dimanfaatkan,mulai dari bonggol, batang,
daun bunga, dan tentu saja buahnya. Buah ini memang pantas mendapat julukan
buah surga (Musa paradisiaca). Daging buahnya yang lembut dan rasanya yang
manis menawan menjadikannya paling sering dipajang sebagai buah meja. Buah ini
bahkan sudah dikenal dunia sejak zaman sebelum masehi. Permintaan akan pisang
dimancanegara sangat tinggi. Oleh karena itu mengusahakan pisang secara besar –
besaran untuk diekspor, sebuah negara di Amerika Latin mendapat julukan
“Republik Pisang”.
Buah pisang termasuk buah yang
sangat familier di telinga setiap orang khususnya orang indonesia. Buah yang
satu ini sangat mudah didapatkan sekalipun di daerah pedalaman. Di kota – kota
besar buah pisang mudah sekali dijumpai dari pasar tradisional sampai restoran
yang mewah. Buah yang berasal dari tanaman herba berumpun yang hidupnya menahun
ini, jenisnya sangat banyak. Jika dihitung kira – kira ada ratusan jenis.
2.2 KMnO4 (Kalium
Permanganat)
Kalium
permanganate adalah oksidator kuat. Reagen ini dapat diperoleh dengan mudah,
tidak mahal, dan tidak membutuhkan indicator terkecuali untuk larutan yang amat
encer. Satu tetes 0,1 N permanganate memberikan warna merah muda yang jelas pada
volume dari larutan yang biasa dipergunakan dalam sebuah titrasi. Warna ini
digunakanuntuk mengindikasi kelebihan reagen tersebut. Kelemahannya adalah
dalam medium HCL. Cl-dapat teroksidasi, demikian juga larutannya,
memiliki kestabilan yang terbatas.
Tindakan pencegahan khusus harus
dilakukan dalam pembuatan larutan permanganate. Mangan oksida mengkatalisis
dekomposisi larutan permanganate. Jejak-jejak dari MnO2 yang semula
ada dalam permanganate, atau berbentuk akibat reaksi antara permanganate dengan
jejak-jejak dari agen-agen pereduksi di dalam air, mengarah pada dekomposisi.
Tindakan-tindakan ini biasanya berupa larutan Kristal-kristalnya, pemanasan
untuk menghancurkan substansi-substansi yang dapat direduksi, dan penyaringan
melalui asbestos atau gelas yang disinter (filter-filter non pereduksi) untuk
menghilangkan MnO2. Biasanya sebelum disaring dipanaskan terlebih
dahulu selama 15-30 menit, jika tidak dipanaskan, sebagai alternative larutan
didiamkan dalam suhu ruang selama 2-3 hari. Larutan tersebut kemudian
distandardisasi, dan jika disimpan dalam gelap dan tidak diasamkan,
konsentrasinya tidak akan banyak berubah selama beberapa bulan. Larutan kalium
permanganate harus disimpan dalam tempat yang bersih, berbahan kaca dengan
warna gelap yang sebelumnya telah dibersihkan dengan larutan pembersih kemudian
dibilas dengan deionised water.
BAB
III
BAHAN
DAN METODE
3.1 Waktu
Dan Tempat
Praktikum
ini dilaksanakan dilaboratorium Teknologi Pasca Panen Fakultas Pertanian
Universitas Muslim Indonesia. Waktu pelaksanaan praktikum yaitu hari jumat,
tanggal 16 Mei 2014 sampai tanggal 24 Mei 2014.
3.2 Alat
dan Bahan
a.
Alat
· Plastik
· Alat
tulis menulis
· Kamera
· Spon
· Gelas
Ukur
·
Pengaduk larutan
·
Timbangan
b.
Bahan
·
Buah Pisang
·
KMnO4
·
Air aquades
3.4 Prosedur Kerja
Praktikum dilakukan di laboratorium Universitas
Muslim Indonesia. Adapun prosedur kerjanya yaitu :
a. Lubangi plastik sebanyak 2 lubang
b. Masukkan 2 Buah Pisang dalam plastik
c. Timbang KMnO4 seberat 3
gr, lalu 6 gr lalu 9gr
d. Larutkan KMnO4 3gr, 6gr dan 9 gr kedalam air sebanyak 300
ml.
e. Masukkan spons ke dalam plastik yang
berisi pisang dan dibakar pinggir plastiknya.
f.
Siapkan plastik yang berisi pisang dan spontersebut di
tempat yang aman.
3.5 Parameter Pengamatan
A. Warna
buah pisang
Warna buah pisang (Musa
paradisiacal L) yang telah praktikum lakukan dalam perlakuan adalah kuning yang semakin
hari berubah menjadi warna cokelat hingga sampai kehitaman.
B. Tekstur
buah pisang
Tekstur buah
pisang (Musa
paradisiacal L) yang telah praktikum lakukan dalam perlakuan pisang tersebut lembut dan
semakin hari berubah menjadi kasar sampai pada percobaan ke empat pisang
tersebut terlihat kasar dan rusak.
C. Aroma buah
pisang
Aroma buah
pisang (Musa
paradisiacal L) yang telah praktikum lakukan dalam perlakuan tidak berbau sama sekali dan
semakin hari semakin tercium bau pisang tersebut sampai perlakuan hari keempat
dimana pisang tersebut sangat berbau.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Tabel 1. Hasil warna buah pisang
Perlakuan
|
Kontrol
|
Perlakuan 1
|
Perlakuan 2
|
Perlakuan 3
|
|||
Ulangan 1
|
Ulangan 2
|
Ulangan 1
|
Ulangan 2
|
Ulangan 1
|
Ulangan 2
|
||
1 HSS
|
Hijau
|
Hijau
|
Hijau
|
Hijau
|
Hijau
|
Hijau
|
Hijau
|
3 HSS
|
Hijau
|
Hijau
kekuningan
|
Kuning
|
Kuning
|
Kuning
|
Hijau
kekuningan
|
Hijau
kekuningan
|
5 HSS
|
Hijau
|
kuning
|
kuning
|
kuning
|
kuning
|
kuning
|
kuning
|
7 HSS
|
Kuning kecoklatan
|
Coklat
|
Coklat
|
Coklat
|
Coklat
|
Coklat
|
Coklat
|
Tabel
2. Hasil tekstur buah pisang
Perlakuan
|
kontrol
|
Perlakuan 1
|
Perlakuan 2
|
Perlakuan 3
|
|||
Ulangan 1
|
Ulangan 2
|
Ulangan 1
|
Ulangan 2
|
Ulangan 1
|
Ulangan 2
|
||
1
|
Kasar
|
Kasar
|
Kasar
|
Kasar
|
Kasar
|
Kasar
|
Kasar
|
2
|
Kasar
|
Kasar
|
Kasar
|
Kasar
|
Kasar
|
Kasar
|
Kasar
|
3
|
Kasar
|
Agak
halus
|
Agak
halus
|
Agak
halus
|
Agak
halus
|
Agak
halus
|
Agak
halus
|
4
|
kasar
|
Halus
|
Halus
|
Halus
|
Halus
|
Halus
|
Halus
|
Tabel
3. Hasil aroma buah pisang
Perlakuan
|
kontrol
|
Perlakuan 1
|
Perlakuan 2
|
Perlakuan 3
|
|||
Ulangan 1
|
Ulangan 2
|
Ulangan 1
|
Ulangan 2
|
Ulangan 1
|
Ulangan 2
|
||
1
|
Tidak berbau
|
Tidak
berbau
|
Tidak
berbau
|
Tidak
berbau
|
Tidak
berbau
|
Tidak berbau
|
Tidak berbau
|
2
|
Tidak berbau
|
Agak berbau
|
Agak berbau
|
Agak berbau
|
Agak berbau
|
Agak berbau
|
Agak berbau
|
3
|
Tidak berbau
|
Berbau
|
Berbau
|
Berbau
|
Berbau
|
Berbau
|
Berbau
|
4
|
Tidak berbau
|
Sangat
berbau
|
Sangat
berbau
|
Sangat
berbau
|
Sangat
berbau
|
Sangat
berbau
|
Sangat
berbau
|
(Keterangan : HSS Hari
Setelah Simpan)
4.2 Pembahasan
Dari tabel
1 pada buah pisang (Musa paradisiacal L) yang digabungkan oleh spons yang
diberikan KMnO4 yang reaksinya di hari pertama, pada perlakuan kontrol masih terlihat segar pisang berwarna
hijau, perlakuan 1 ulangan 1, buah pisang tersebut warna yang hijau begitupun
dengan perlakuan 2 ulangan 1 dan 2 serta pada perlakuan 3 ulangan 1 dan 2, buah
pisang tersebut masih terlihat berwarna hijau dan spons yang dimana KMnO4 terlihat meresap dalam mendampingi pisang
dikemasan yang sudah praktikum lakukan. Pada hari kedua buah pisang belum
berubah warna pada perlakuan kontrol, diperlakuan 1 ulangan 1 dan 2 dan 3, pada
perlakuan 2 ulangan 1 dan 2 warna pisang masih hijau. Pada hari ketiga
diperlakuan 1 ulangan 1 kelihatan kuning dan diulangan 2 warna kuning.
Begitupun pada perlakuan 2 ulangan 1 dan 2 terlihat berubah warna menjadi
kuning dan pada perlakuan ketiga pada ulangan 1 berwarna kuning dan pada
ulangan ke 2 berwarna kuning. Dan pada hari ke empat perilakuan pertama
diperlakuan kontrol berwarna kuning kecoklatan, pada buah pisang di ulangan 1
dan 2 berubah menjadi warna coklat sama dengan reaksi pada perlakuan 2 ulangan
1 dan 2 dan pada perlakuan 3 ulangan 1 dan dua hasilnyapun sama yaitu dilihat
dari warna yang berubah menjadi coklat.
Dari tabel 2 pada buah pisang tekstur buah tersebut dapat dilihat
mulai dari hari pertama pada perlakuan kontrol tekstur pisang kasar, pada
perlakuan 1 ulangan 1 dan 2 tekstur buah pisang tersebut masih kelihatan kasar,
begitupun pada perlakuan 2 ulangan 1 dan ulangan 2, dan perlakuan 3 ulangan 1
dan ulangan 2. Hari kedua yang dimana perlakuan satu, tekstur buah terlihat
kasar begitupun pada perlakuan dua dan tiga. Dan pada hari ketiga pada
perlakuan 1, tekstur pisang tersebut menjadi kasar begitupun pada pelakuan 2
dan 3. Dan pada hari ke empat dimana tekstur pada perlakuan 1 tersebut terlihat
halus begitupun pada perlakuan 2 dan tiga buah pisang menjadi halus dan lembek.
Dari tabel 3 pada buah aroma buah tersebut tidak tercium
mulai hari pertama dimana pisang pada perlakuan kontrol, 1,2 dan 3 tidak
berbau. Dihari kedua pisang tersebut mulai berbau dan pada hari ketiga pisang
pada perlakuan kontol, 1,2, dan 3 sudah berbau. Dan pada hari keempat dimana
pisang pada perlakuan kontrol, perlakuan 1,2 dan 3 sangat berbau, dimana pisang
tersebut sudah mengalami bau busuk yang dan tersebut rusak.
BAB
V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan
data dan praktikum yang telah dilaksanakan maka dapat diambil suatu
kesimpulan yaitu:
- Dilihat dari hasil buah pisang (Musa paradisiacal L) mengalami penurunan fisik dan
kimia sehingga dapat dilihat perubahan mulai dari berat buah, warna buah,
tekstur buah sampai aroma buah.
·
Penyimpanan
pada suhu ruangan mengalami penurunan mutu fisik dan kimia yang sangat drastis,
hingga buah tidak bertahan lama.
5.2 Saran
Waktu
pratikum berlangsung sebaiknya mahasiswa/mahasiswi lebih memperhatikan lagi
saat asisten dosen memberikan penjelasan atau tata cara pratikum yang akan
dilaksanakan agar tidak terjadi kesalahan pada saat pratikum di mulai.
DAFTAR
PUSTAKA
http:inkesehatan.blogspot.com
(Diakses tanggal 20
mei 2014))
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28600/4/Chapter%20II.pdf (Diakses tanggal 20 mei 2014)
http://laboratoriumu.blogspot.com/2012/02/laporan-uji-pisang-biologi.html (Diakses tanggal 20 mei 2014)