I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
seluruh
kawasan di Indonesia. Indonesia juga merupakan negara kepulauan yang terkenal
dengan sebutan negara agraris yang berarti sebagian besar masyarakat Indonesia
bermatapencaharian sebagai petani. Selain dari pada itu, Indonesia juga
terkenal dengan tanahnya yang subur sehingga di mana saja menanam tanaman bisa
tumbuh dengan subur. Pertanian merupakan sektor primer dalam
perekonomian Indonesia. Artinya pertanian merupakan sektor utama yang
menyumbang hampir dari setengah perekonomian. Pertanian juga memiliki
peran nyata sebagai penghasil devisa negara melalui ekspor. Oleh karena itu
perlu diadakannya pembangunan di dalam sektor pertanian sehingga dapat bersaing
di pasar dalam negeri maupun di luar negeri.
Pembangunan
pertanian yang sudah cukup berhasil dicapai oleh Indonesia pada tahun 1970-an
sampai tahun 1980-an yang ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan PDB (Produk
Domestik Bruto) sektor pertanian sebesar 3,2% per tahunnya. Kemudian pada 1984
swasembada beras dapat tercapai dan berhasil memicu pertumbuhan ekonomi di
pedesaan. Sayangnya, swasembada beras tersebut hanya dapat dipertahankan hingga
tahun 1993. Tingkat produktivitas padi di Indonesia adalah yang tertinggi dari
negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara dan Asia Selatan. Oleh karena itu,
Indonesia memiliki keunggulan yaitu beras sebagai subtitusi impor.
Terjadinya
krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada pertengahan 1997 menunjukkan bahwa
sektor pertanian dapat bertahan dari sektor yang dibangga-banggakan pada tahun
tersebut yaitu sektor industri. Bahkan sektor pertanian mengalami pertumbuhan
sebesar 0,22%. Padahal perekonomian Indonesia pada saat itu mengalami penurunan
pertumbuhan sekitar 13,68%.
Agar
sektor pertanian dapat terus memberikan peran pada perekonomian Indonesia,
diperlukan adanya suatu perencanaan pembangunan di sektor ini. Salah satunya
adalah dengan melakukan investasi. Dengan adanya investasi di sektor ini
diharapkan akan memicu kenaikan output dan input demand yang akan berpengaruh terhadap
kenaikan pendapatan, kesempatan kerja, serta mendorong tumbuhnya perekonomian
Indonesia.
Dengan
adanya usaha pembangunan pertanian, muncul pula masalah-masalah yang akan
memperlambat laju perkembangan pertanian di Indonesia. Masalah tersebut muncul
mulai dari kerusakan alam yang diakibatkan oleh pelaku produksi dan konsumen
pertanian hingga minimnya pendidikan petani. Hal tersebut disebabkan oleh pola
hidup yang berubah dari petani itu sendiri, misalnya minimnya pengetahuan akan
pemanfaatan dan pengembangan pertanian modern, politik pertanian serta mulai
hilangnya nilai budaya dan semangat yang dimiliki oleh petani.
1.2 Tujuan
Penulisan
Untuk mengetahui potensi, kesesuaian
teori A.T.Mosher, dan perencanaan pembangunan desa Punranga kecamatan Ma’rang,
kabupaten pangkajene.
1.3 Manfaat Penulisan
Memberikan
gambaran tentang potensi, kesesuaian teori A.T.Mosher, danperencanaan
pembangunan desa Punranga kecamatan Ma’rang, kabupaten pangkajene.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Menurut A.T
Mosher (1968;19), pertanian adalah sejenis proses produksi khas yang didasarkan
atas proses pertumbuhan tanaman dan hewan. Kegiatan-kegiatan produksi didalam
setiap usaha tani merupakan suatu bagian usaha, dimana biaya dan penerimaan
adalah penting. Tumbuhan merupakan pabrik pertanian yang primer, mengambil gas
karbondioksida dari udara melalui daunnya dan diambilnya air dan hara kimia
dari dalam tanah melalui akarnya. Dari bahan-bahan ini, dengan menggunakan
sinar matahari, ia membuat biji, buah, serat dan minyak yang dapat digunakan
oleh manusia.Pertumbuhan tumbuhan dan hewan liar berlangsung di alam tanpa
campur tangan manusia. Beribu-ribu macam tumbuhan di berbagai bagian dunia
telah mengalami evolusi sepanjang masa sebagai reaksi terhadap adanya perbedaan
dalam penyinaran matahari, suhu, jumlah air atau kelembaban yang tersedia serta
sifat tanah.
Tiap jenis
tumbuhan menghendaki syarat-syarat tersendiri terutama tumbuhnya pada musim
tertentu. Tumbuhan yang tumbuh di suatu daerah menentukan jenis-jenis hewan
apakah yang hidup di daerah tersebut, karena beberapa di antara hewan itu
memakan tumbuhan yang terdapat di daerah tersebut, sedangkan lainnya memakan
hewan lain. Sebagai akibatnya terdapatlah kombinasi tumbuhan dan hewan di
berbagai dunia.
Syarat-syarat Mutlak dan
Pelancar Pembangunan Pertanian
A.T Mosher
telah menganalisa syarat-syarat pembangunan pertanian di banyak negara dan
menggolongkannya menjadi syarat-syarat mutlak dan syarat-syarat pelancar.
Terdapat lima syarat yang tidak boleh tidak harus ada untuk adanya pembangunan
pertanian. Apabila salah satu syarat tersebut tidak ada, maka terhentilah
pembangunan pertanian, pertanian dapat berjalan terus tetapi sifatnya statis.
Syarat-syarat mutlak yang
harus ada dalam pembangunan pertanian (A.T Mosher, 1965;77) adalah :
a. Adanya pasar
untuk produk atau hasil-hasil pertanian.
Petani produsen sangatlah senang apabila ia mendapatkan
harga yang tinggi pada saat ia menjual produksinya. Pembangunan pertanian dapat
meningkatkan produksi hasil pertanian. Untuk hasil-hasil itu perlu ada pasaran
serta harga yang cukup tinggi guna membayar kembali biaya-biaya tunai dan daya
upaya yang telah dikeluarkan petani sewaktu memproduksikannya. Mennurut A.T
Mosher, 1965;78, diperlukan tiga hal dalam pasaran untuk hasil usaha tani,
yaitu :
1. Seseorang di suatu tempat
yang membeli hasil usaha tani, perlu ada permintaan (demand) terhadap hasil
usaha tani ini.
2. Seseorang yang menjadi
penyalur dalam penjualan hasil usaha tani, sistem tataniaga.
3. Kepercayaan petani pada
kelancaran sistem tataniaga itu. Kebanyakan petani harus menjual hasil-hasil
usaha taninya sendiri atau di pasar setempat.
b. Teknologi
yang senantiasa berkembang sesuai dengan perkembangan atau kesempatan ataupun
permasalahan yang dihadapi.
Kemajuan
dan pembangunan dalam bidang apapun tidak dapat dilepaskan dari kemajuan
teknologi. Revolusi pertanian didorong oleh penemuan mesin-mesin dan cara-cara
baru dalam bidang pertanian. A.T Mosher (Mubyarto, 1989;235) menganggap
teknologi yang senantiasa berubah itu sebagai syarat mutlak adanya pembangunan
pertanian. Apabila tidak ada perubahan dalam teknologi maka pembangunan
pertanian pun terhenti. Produksi terhenti kenaikannya, bahkan dapat menurun
karena merosotnya kesuburan tanah atau karena kerusakan yang makin meningkat
oleh hama penyakit yang semakin merajalela.
Teknologi baru
yang diterapkan dalam bidang pertanian selalu dimaksudkan untuk menaikkan
produktivitas, apakah ia produktivitas tanah, modal atau tenaga kerja. Seperti
halnya traktor lebih produktif daripada cangkul, pupuk buatan lebih produktif
daripada pupuk hijau dan pupuk kandang, menanam padi dengan baris lebih
produktif daripada menanamnya tidak teratur. Dalam menganalisa peranan
teknologi baru dalam pembangunan pertanian, digunakan dua istilah lain yang
sebenarnya berbeda namun dapat dianggap sama yaitu perubahan teknik (technical
change) dan inovasi (inovation) menurut Mubyarto (1989;235). Istilah perubahan
teknik jelas menunjukkan unsur perubahan suatu cara baik dalam produksi maupun
dalam distribusi barang-barang dan jasa-jasa yang menjurus ke arah perbaikan
dan peningkatan produktivitas. Sedangkan inovasi berarti pula suatu penemuan
baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya,
artinya selalu bersifat baru.
c. Tesedianya
bahan-bahan dan alat-alat produksi secara lokal
Apabila pada suatu daerah petani telah diyakinkan akan
kebaikan mutu suatu jenis bibit unggul atau oleh efektivitas penggunaan pupuk
tertentu atau oleh mujarabnya obat pemberantas hama dan penyakit, maka bibit
unggul, pupuk dan obat-obatan yang telah didemonstrasikan itu harus benar-benar
tersedia secara lokal di dekat petani, di mana petani dapat membelinya.
Kebanyakan metode baru yang
dapat meningkatkan produksi pertanian, memerlukan penggunaan bahan-bahan dan
alat-alat produksi khusus oleh petani. Diantaranya termasuk bibit, pupuk,
pestisida, makanan dan obat ternak serta perkakas. Pembangunan pertanian
menghendaki kesemuanya itu tersedia di atau dekat pedesaan (lokasi usaha tani),
dalam jumlah yang cukup banyak untuk memenuhi keperluan tiap petani yang
membutuhkan dan menggunakannya dalam usaha taninya.
d. Adanya
perangsang (insentif) berproduksi bagi petani atau pelaku usaha tani.
Cara-cara kerja usaha tani yang lebih baik, pasar yang
mudah dijangkau dan tersedianya sarana dan alat produksi memberi kesempatan
kepada petani untuk menaikkan produksi. Begitu pula dengan
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dikeluarkan oleh pemerintah menjadi perangsang
produksi bagi petani.
Pemerintah menciptakan
kebijaksanaan-kebijaksanaan khusus yang dapat merangsang pembangunan pertanian.
Misalnya kebijaksanaan harga beras minimum, subsidi harga pupuk,
kegiatan-kegiatan penyuluhan pertanian yang intensif, perlombaan-perlombaan
dengan hadiah menarik pada petani-petani teladan dan lain-lain. kebijaksanaan
harga pada umumnya yang menjamin stabilitas harga-harga hasil pertanian
merupakan contoh yang dapat meningkatkan rangsangan pada petani untuk bekerja
lebih giat dan mereka akan lebih pasti dalam usaha untuk meningkatkan produksi.
Jadi perangsang yang dapat secara efektif mendorong
petani untuk menaikkan produksinya adalah terutama bersifat ekonomis (A.T
Mosher, 1965;124), yaitu :
a. Perbandingan harga yang
menguntungkan.
b. Bagi hasil yang
wajar.Tersedianya barang dan jasa yang ingin dibeli oleh petani untuk
keluarganya.
c. Tersedianya transportasi
yang menunjang.
Pentingnya
perangkutan adalah bahwa produksi pertanian harus tersebar meluas, sehingga
diperlukan jaringan perangkutan yang menyebar luas, untuk membawa sarana dan
alat produksi ke tiap usaha tani dan membawa hasil usaha tani ke pasaran
konsumen baik di kota besar dan/atau kota kecil.Perangkutan haruslah diusahakan
semurah mungkin.
Terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi biaya perangkutan (A.T. Mosher, 1965;138)
antara lain :
a) Sifat barang yang harus diangkut,
berapa berat atau besarnya barang itu
b) Jarak pengangkutan barang-barang itu
c) Banyaknya barang yang diangkut
d) Jenis alat perangkutan
b) Jarak pengangkutan barang-barang itu
c) Banyaknya barang yang diangkut
d) Jenis alat perangkutan
Adapun faktor-faktor pelancar
pembangunan pertanian, yaitu:
1) Pendidikan pembangunan
2) Kredit produksi
3) Group action (kerja berkelompok)
4) Perbaikan dan perluasan tanah pertanian
5) Perencanaan nasional pembangunan pertanian.
1) Pendidikan pembangunan
2) Kredit produksi
3) Group action (kerja berkelompok)
4) Perbaikan dan perluasan tanah pertanian
5) Perencanaan nasional pembangunan pertanian.
III. ANALISIS
A.
Potensi
Desa Punranga
Pemerintah
Kabupaten Pangkep akan lebih mamacu kinerja pembangunan disegala bidang, guna
mengoptimalkan berbagai persoalan pelit utamanya masalah infrastruktur
kemiskinan dan juga pengangguran.Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Drs.Idrus Hafid mengemukakan sampai saat ini
angka kemiskinan di Kabupaten Pangkep mencapai 16,62 persen dan angka
pengangguran terbuka sebanyak 8,03 persen. Menurut Idrus Hafid pemerintah
Kabupaten Pangkep akan terus memacu kinerja pembangunan disegala bidang,
termasuk akan meningkatkan Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM).
Sampai
saat ini indeks yang mengukur tingkat pendidikan , pelayanan kesehatan ,
infrastruktur serta pemenuhan hak dasar masyarakat masih sangat sulit dipenuhi
di Kabupaten Pangkep. Untuk sektor pendidikan masih sangat minim usia anak
sekolah masyarakat yang berdomisili dipulau, jika dibandingkan dengan
masyarakat yang berada di wilayah daratan.Dijelaskan hampir semua daerah yang
mempunyai wilayah Kepulauan masih kesulitan kalau indikator kemiskinan mengacu
pada IPM tersebut, apalagi Kabupaten Pangkep dengan wilayah Kepulauan
yang sangat luas pasti akan mengalami hambatan, untuk memotivasi warga
masyarakat bersekolah. Masa belajar orang didarat tidak sama orang yang
berada di Pulau , banyak masyarakat usia sekolah dipulau yang tidak bisa
melanjutkan pendidikan karena berbagai permasalahan.
Sementara
Bupati Pangkep H.Syamsuddin A Hamid,SE mengakui masih banyak persoalan di
Kabupaten Pangkep yang memerlukan pembenahan, diperlukan upaya dan kerja keras
dari semua pihak agar kekurangan tersebut dapat dibenahi. Menurut Bupati kami
berharap daerah ini berada dibarisan terdepan, berbagai program telah
dijalankan namun masyarakat tentunya harus membantu pemerintah agar
mereka dapat maju dan keluar dari ketertinggalan. (H.Idcham Kominfo). Potensi
yang di miliki oleh desa punranga, Kecamatan Ma’rang memang terbilang masih
butuh perhaian. Itu di karenakan oleh banyaknya sumber daya seperti SDM, dan SDA. Masih kurang terlatih dan terkelolah
sehingga potensi-potensi belum termammfaatkan seoptimal mungkin. Adapun
potensi-potensi yang dapat di gali yaitu sebagai berikut:
a) Kependudukan
Jumlah
Penduduk Kecamatan Ma’rang sebanyak 32.888 orang yang terdiri dari 15.575 orang
laki-laki dan 17.313 orang perempuan dengan sex rasio sebesar 90 dan kepadatan
penduduk sebesar 437 jiwa/Km2, terpadat penduduknya adalah pitue
sebanyak 612 jiwa/Km2 dan yang terjarang penduduknya adalah kelurahan
Alesipitto sebanyak 287 jiwa/Km2 .
B).Sosial
Kecamatan Ma’rang memiliki sarana
pendidikan formal berupa :
·
TK 9 buah dengan jumlah
murid sebanyak 297 orang.
·
SD 30 buah dengan
jumlah murid sebanyak 4.372 orang.
·
SLTP 8 buah
dengan jumlah murid sebanyak 1.856 orang.
·
SLTA 4 buah
dengan jumlah murid sebanyak 1.112 orang.
·
Sarana Kesehatan
terdiri dari: Puskesmas 2 buah, Pustu 6 buah, Posyandu 32 buah dan fasilitas
kesehatan lainnya 8 buah .
·
Jumlah pasangan
Usia Subur di Kecamatan Ma’rang sebanyak 5.294 sedang jumlah akseptor KB aktif
3.105.
·
Banyaknya Tenaga
medis dan non medis berjumlah 111 orang .
·
Sarana ibadah
yang ada di Kecamatan Ma’rang terdiri dari 39 buah Mesjid, Langgar 3 buah, dan
gereja 1 buah .
c). Pertanian
Di Kecamatan Ma’rang lahan sawah yang dialiri dengan
pengairan teknis seluas 286,29 Ha. Pengairan setengah teknis 220,51 Ha. Dan pengairan
non PU seluas 50,30 Ha. Sedangkan tadah hujan 910,01 Ha .
Jumlah
rumah tangga perikanan yang bekerja sebagai pengusaha sebanyak 81 orang dan
yang bekerja sebagai buruh sebanyak 113 orang. Populasi ternak dan unggas
di Kecamatan Ma’rang terdiri dari ternak besar sebesar 1.717 dan ternak
kecil 274. Sedangkan ternak unggas yang paling banyak di kecamatan Ma’rang
adalah ayam sebanyak 43.178 ekor, diikuti Angsa sebanyak 10.645
ekor.
1. Industri
Di Kecamatan Ma’rang terdapat 599 industri kerajinan
rumah tangga, 81 industri kecil, dan 1 industri besar.
2. Listrik
Di Kecamatan Ma’rang terdapat 5.668 rumah tangga
yang mendapatkan aliran listrik dari PLN.
3. Perdagangan
Di
Kecamatan Ma’rang terdapat pasar sebanyak 3 buah, toko 34 buah,
warung 36 buah , kedai 125 buah, toko bahan bangunan 4 buah dan kios lainnya
sebanyak 14 buah.
4. Transportasi
Sarana Transportasi di Kecamatan Ma’rang dalam tahun
2009 mengalami peningkatan terutama sepeda motor yang berjumlah 2.339 buah,
sedangkan kendaraan roda empat berjumlah 255 buah dan dokar
berjumlah 52 buah .
B.
Kesesuaian
Potensi Desa dan Teori A.T. Mosaher
Kesesuaian desa
Pun’raga dengan Teori A.T. Mosher
seperti unsure-unsure pertanian
meliputi:
Ø Proses
Produksi
Peroses
peroduksi yang dihasilkan desa pun’ranga memang terbilang masi tradisional
karena kebanyakan masih menggunakan alat-alat teradisional, sehingga yang
dihasilkan masih kurang maksimal
Ø Petani
Di Kecamatan Ma’rang lahan sawah
yang dialiri dengan pengairan teknis seluas 286,29 Ha. Pengairan setengah
teknis 220,51 Ha. Dan pengairan non PU seluas 50,30 Ha. Sedangkan tadah hujan
910,01 Ha . Jumlah rumah tangga perikanan yang bekerja sebagai pengusaha
sebanyak 81 orang dan yang bekerja sebagai buruh sebanyak 113 orang.
Populasi ternak dan unggas di Kecamatan Ma’rang terdiri dari ternak
besar sebesar 1.717 dan ternak kecil 274. Sedangkan ternak unggas yang paling
banyak di kecamatan Ma’rang adalah ayam sebanyak 43.178 ekor, diikuti Angsa
sebanyak 10.645 ekor.
Ø Usahatani
Usahatani yang diusahakan masnyarakat
sangatlah beragan mulai dari peroses
peroduksi hingga pemasaran ada yang berupa jasa dan barang. Namun yang
menjadi kendala adalah kurangnya kesadaran untuk lebih mengembangkan
usahataninya menjadi lebih berkualitas, padahal tanaman jeruk adalah tanaman
yang bila di kelola dengan baik dapat memberikan keuntungan yang dua kali
lipat.
C. Perencanaan
Pembangunan Pertanian Desa Punranga
Perencanaan pembangunan pertanian
Desa punranga yang perlu di perhatikan antara lain:
1. Membangun
pasar lokal
Yang
bertujuan agar mempermudah masnyarakat didalam peruses teransaksi dan
perputaran ekonomi lebih cepat, factor pendukungnya adalah tingginya kesadaran
masyarakat akan pentingnya pasar, Sedang penghabatnya adalah sulitnya
mendapatkan bantuan pemerintah didalam partisipasi pembentukan pasar.
2. Mengupayakan
lembaga penyuluhan pertanian
Masyarakat
dewasa kini memerlukan sumber informasi didalam penerapan teknologi modern
sehingga dibutuhkannya lembaga penyuluhan
pertanian, yang menjadi penghambat masnyarakat masi sangat teradisional
didalam mengelolah lahannya dan sulitnya menerima inovasi baru, adapun kegiatan
yang dapat dilakukan sebagai contoh menggunakan mesin perontok yang jauh lebih
cepat dan memberikan hasil yang maksimal.
3. Mengupanyakan
tersedianya fasilitas pelayanan koperasi
Yang
saya lihat pada desa ini tidak memiliki koperasi untuk menampung hasil panen
para petani. Koperasi juga bisa memberikan modal para petani untuk
berusahatani. Sehingga para petani bisa lebih mengembangkan usahataninya.
Petani juga bisa membeli bahan-bahan input untuk kegiatan usahatani.
IV. PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Peroses peroduksi yang dihasilkan desa
pun’ranga memang terbilang masi tradisional karena kebanyakan masih menggunakan
alat-alat tradisional, sehingga yang dihasilkan masih kurang maksimal. Di
Kecamatan Ma’rang lahan sawah yang dialiri dengan pengairan teknis seluas
286,29 Ha. Pengairan setengah teknis 220,51 Ha. Dan pengairan non PU seluas
50,30 Ha. Sedangkan tadah hujan 910,01 Ha . Jumlah rumah tangga perikanan yang
bekerja sebagai pengusaha sebanyak 81 orang dan yang bekerja sebagai buruh
sebanyak 113 orang. Populasi ternak dan unggas di Kecamatan
Ma’rang terdiri dari ternak besar sebesar 1.717 dan ternak kecil 274.
Sedangkan ternak unggas yang paling banyak di kecamatan Ma’rang adalah ayam
sebanyak 43.178 ekor, diikuti Angsa sebanyak 10.645 ekor
4.2
Penutup
Semoga
pemerintah lebih memperhatikan Desa Punranga Kecamatan
Ma’rang agar pertaniannya bisa
berkembang dan petani bisa lebih mudah berusahatani.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim 2012. Pembangunan Pertanian http://rikar08.student.ipb.ac.id/2011/01/13/teori-dan-model-pembangunan-pertanian/ Diakes pada tanggal 29 mei 2014
Anonim 2008. Pertanian http://informasi34.blogspot.com/2008/12/teori-teori-pertanian.html
Diakes pada tanggal 29 mei 2014
Anonim 20012 .http://duniapertanianagribisnis.blogspot.com/2012/06/makalah-pembangunan-pertanian.html
Diakes pada tanggal 29 mei 2014