BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman tomat (Lycopersium
esculentum mill) tumbuhan asli Amerika
Tengah dan Selatan. Penyebaran tomat hingga sampai di seluruh benua Asia
setelah Spanyol menguasai Amerika Serikat. Mereka menyebarkan tanaman tomat ke
koloni-koloni Spanyol hingga ke Filipina. Tomat ditanam sebagai tanaman buah di
ladang atau pekarangan. Buah tomat bisa dimakan langsung, dijus, saus, dimasak,
dibuat sambal goreng atau dibuat acar tomat.
Tomat yang berukuran besar,
berdaging tebal, berbiji sedikit, dan berwarna merah disebut tomat buah. Tomat
yang berukuran kecil dikenal sebagai tomat sayur dan yang lebih kecil lagi
sebesar kelereng disebut tomat chery dan digunakan untuk campuran membuat
sambal atau hidangan selada. Jika orang menyebut tomat, asumsinya adalah buah
untuk sayuran. Padahal sudah lama tomat menjadi buah tangan yang siap dimakan
atau dibuatjus yang segar sebagai minuman. Sehingga tomat bukan lagi sebagai
buah sayuran, tetapi lebih dari itu, yaitu dimakan mentah.
Tomat memiliki berbagai
macam manfaat antara lain mencegah penyakit sariawan, menghilangkan jerawat dan
mencegah penyakit kanker. Tomat juga kaya akan vitamin antara A, C dan D serta
banyak mengandung serat dan bebas kolesterol. Beragamnya manfaat tomat ini
tentu saja memberikan peluang kepada petani untuk termotivasi untuk
membudidayakan tanaman tomat sebagai sumber penghasilan yang tidak hanya
dikonsumsi sendiri bersama keluarga tetapi juga dapat dikomersialkan yang akan
memberikan sumber penghasilan.
Tomat
tidak menunjukan susut vitamin C setelah blancing ataupun setelah pemotongan.
Besarnya kerusakan vitamin tergantung pada proses pengeringan, proses dehidrasi
yang dipilih, kehati-hatian dalam pengeringan dan kondisi penyimpanan dari
bahan kering (Harris & Karmas, 1989).
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan Praktikum Untuk mengetahui warna
dan tekstur pada buah Tomat (Lycopersium esculentum mill)
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Mutu buah tomat
Mutu buah tomat yang sangat baik
ditentukan oleh penanganan pasca panen yang diterapkan. Buah tomat merupakan
salah satu produk hortikultura yang bernilai ekonomi tinggi. Tomat sangat
bermanfaat bagi tubuh karena mengandung karbohidrat, protein, lemak, kalori.
Kandungan karotin yang berperan sebagai provitamin A pada buah tomat sangat
tinggi terlihat dari warna jingganya. Vitamin C dalam tomat bermanfaat sebagai
antioksidan dan antisclerosis. Dengan banyaknya kandungan gizi tadi, tomat
berkhasiat untuk mengobati beberapa penyakit seperti sariawan, Xerophtalmia
(penyakit kekurangan vitamin A), batu ginjal, asma, lever, encok, bisul,
jantung, dan wasir.
Untuk menjaga kualitas tomat, selain
pembudidayaan yang baik diperlukan perlakuan pasca panen yang baik pula.
Kualitas tomat terus berubah setelah pemanenan. Selama periode penyimpanan
dapat terjadi overripe(lewat matang) secara cepat tergantung dari temperature
dan kematangan saat panen. Buah yang lewat matang mengalami penurunan kualitas
dan pengurangan umur simpannya karena buah terlalu lunak. Kerusakan tersebut
terutama disebabkan karena penanganan pasca panen (termasuk pengepakan dan
pengangkutan) yang kurang baik, suhu rata-rata harian dan kelembaban udara di
Indonesia yang cukup tinggi, serta belum adanya
sistem pengawetan yang memadai yang diterapkan untuk komoditi tersebut.
2.2 Pelilinan Buah dan
Sayur
Lilin
adalah ester dari asam lemak berantai panjang dengan alkohol monohidrat
berantai panjang atau sterol (Bennett, 1964). Lilin lebah merupakan lilin alami
komersial yang merupakan hasil sekresi dari lebah madu (Apis mellifica)
atau lebah lainnya. Madu yang diekstrak dengan sentrifusi sisir madunya dapat
digunakan lagi, sedangkan yang diekstrak dengan pengepresan mengakibatkan
sarang lebah hancur. Sarang yang hancur dapat dijadikan lilin atau dapat dibuat
untuk sarang baru. Hasil sisa pengepresan dan sarang yang hancur dicuci dan
dikeringkan, kemudian dipanaskan sehingga menjadi lilin atau malam (Winarno,
1981). Lilin lebah pada umumnya digunakan sebagai bahan kosmetik, bahan pembuat
lilin bakar, dan industri pemeliharaan. Lilin ini berwarna putih kekuningan
sampai coklat, titik cairnya 62.8-70 oC dan bobot jenisnya
0.952-0.975 kg/m3. Lilin lebah banyak digunakan untuk pelilinan
komoditas hortikultura karena mudah didapat dan murah (Bernett, 1964). Lilin karnauba
merupakan lilin yang didapat dari pohon palem (Copernica Cerifera).
Sedangkan lilin spermaceti adalah lilin yang didapat dari kepala ikan
paus (Phesester macrocephalus). Lilin ini banyak digunakan dalam
industri obat dan kosmetik (Dalal, 1991).
Pada buah terdapat perbedaan buah
atas dasar proses laju respirasi yang terdapat pada buah yaitu klimaterik dan
non klimaterik. Pada buah klimaterik memiliki laju respirasi yang relatif cepat
sedangkan pada buah non klimaterik proses respirasinya lambat (Dwiari, dkk,
2008). Proses terjadinya respirasi akan menyebabkan tanaman cepat pembusukannya
karena terjadi perombakan senyawa kimia didalam buah.
BAB
III
BAHAN
DAN METODE
3.1 Waktu
Dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan di
laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian Universitas Muslim Indonesia
Makassar. Waktu pelaksanaan praktikum yaitu hari kamis tanggal 29 mei 2014 sampai senin tanggal 9 juni 2014.
3.2 Alat
dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini
berupa timbangan analitik, alat tulis-menulis, gelas ukur, batang pengaduk. Dan
bahan yang digunakan dalam praktikum adalah lilin parapin, buah tomat.
3.4 Prosedur Kerja
a.
Menyiapkan gelas ukur dan mengisi air sebanyak 1000 ml.
b.
Menimbang lilin parapin
sebanyak 200 gram.
c.
Memasukkan lilin parapin kedalam gelas tabung yang berisi air.
d.
Memasak air dan lilin parapin
yang ada pada gelas tabung sampai mendidih.
e.
Tunggu sampai air
tersebut kembali dingin.
f.
Buah tomat direndam ke dalam gelas ukur yang berisi
air dan lilin parapin yang telah dimasak mendidih.
g.
Menimbang lilin parapin
sebanyak 400 gram
h.
Seperti pada
prosedur c,d,e,f
i.
Menimbang lilin parapin
sebanyak 600 gram
j.
Seperti pada
prosedur c,d,e,f
k.
Meletakkan buah tomat
ke atas plastik.
l.
Masukkan suhu dingin ke
dalam kulkas dan pada suhu kamar pada ruangan.
3.5 Parameter Pengamatan
a. Warna
buah tomat
Warna
buah tomat yang telah praktikum lakukan dalam perlakuan kontrol berwarna hijau
disuhu ruangan dan disuhu kulkas. Sedangkan pada perlakuan W1,W2,dan
W3 warna tomat agak
kemerahan disuhu ruangan kecuali dalam perlakuan kontrol yang masih tetap
berwarna hijau.
b. Tekstur
buah tomat
Tekstur
buah tomat yang telah praktikum lakukan dalam perlakuan kontrol, W1,
W2, dan W3
adalah tekstur buah tomat halus dan pada perlakuan W2
hasil pada praktikum terakhir buah tomat tersebut lembek.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
a.
Hasil
warna buah
Tabel
1. Perlakuan 3 hari setelah simpan
Perlakuan
|
Perlakuan
|
Suhu
|
|
Ruangan
|
Kulkas
|
||
3 HSS
|
W0:Kontrol
|
Hijau
|
Hijau
|
W1: 2 %
|
Hijau kekuningan
|
Hijau
|
|
W2: 4 %
|
Agak Coklat
|
Hijau
|
|
W3: 6 %
|
Hijau
|
Hijau
|
Keterangan
: 3 HSS(Hari Setelah Simpan)
Tabel
2. Perlakuan 4 hari setelah simpan
Perlakuan
|
Perlakuan
|
Suhu
|
|
Ruangan
|
Kulkas
|
||
4 HSS
|
W0:Kontrol
|
Hijau
|
Hijau
|
W1: 2 %
|
kuning
|
Hijau
|
|
W2: 4 %
|
Agak Coklat
|
Hijau
|
|
W3: 6 %
|
Agak
kemerahan
|
Hijau
|
Keterangan
: 4 HSS(Hari Setelah Simpan)
Tabel 3.
Perlakuan 5 hari setelah simpan
Perlakuan
|
Perlakuan
|
Suhu
|
|
Ruangan
|
Kulkas
|
||
5 HSS
|
W0:Kontrol
|
Hijau
|
Hijau
|
W1: 2 %
|
Kuning kemerahan
|
Hijau
|
|
W2: 4 %
|
Coklat
|
Hijau
|
|
W3: 6 %
|
Agak kemerahan
|
Hijau
|
Keterangan : 5 HSS(Hari Setelah Simpan)
Tabel 4. Perlakuan 7 hari setelah simpan
Perlakuan
|
Perlakuan
|
Suhu
|
|
Ruangan
|
Kulkas
|
||
7 HSS
|
W0:Kontrol
|
Hijau
|
Hijau
|
W1: 2 %
|
Kuning kemerahan
|
Hijau
|
|
W2: 4 %
|
Coklat
|
Hijau
|
|
W3: 6 %
|
Agak kemerahan
|
Hijau
|
Keterangan : 7 HSS(Hari Setelah Simpan)
Tabel 5.
Perlakuan 8 hari setelah simpan
Perlakuan
|
Perlakuan
|
Suhu
|
|
Ruangan
|
Kulkas
|
||
8 HSS
|
W0:Kontrol
|
Hijau
|
Hijau
|
W1: 2 %
|
kuning kemerahan
|
Hijau
|
|
W2: 4 %
|
Coklat
|
Hijau
|
|
W3: 6 %
|
Agak kemerahan
|
Hijau
|
Keterangan : 7 HSS(Hari Setelah Simpan)
b.
Hasil
tekstur buah
Tabel.6 Perlakuan 3
hari setelah simpan
Perlakuan
|
Perlakuan
|
Suhu
|
|
Ruangan
|
Kulkas
|
||
3
HSS
|
W0:Kontrol
|
Keras
|
Keras
|
W1: 2 %
|
Keras
|
Keras
|
|
W2: 4 %
|
Keras
|
Keras
|
|
W3: 6 %
|
Keras
|
Keras
|
Keterangan : 3 HSS(Hari Setelah Simpan)
Tabel.7 Perlakuan 4 hari setelah simpan
Perlakuan
|
Perlakuan
|
Suhu
|
|
Ruangan
|
Kulkas
|
||
4
HSS
|
W0:Kontrol
|
Keras
|
Keras
|
W1: 2 %
|
Keras
|
Keras
|
|
W2: 4 %
|
Keras
|
Keras
|
|
W3: 6 %
|
Keras
|
Keras
|
Keterangan : 4 HSS(Hari Setelah Simpan)
Tabel.8 Perlakuan 5
hari setelah simpan
Perlakuan
|
Perlakuan
|
Suhu
|
|
Ruangan
|
Kulkas
|
||
5
HSS
|
W0:Kontrol
|
Keras
|
Keras
|
W1: 2 %
|
Keras
|
Keras
|
|
W2: 4 %
|
Keras
|
Keras
|
|
W3: 6 %
|
Keras
|
Keras
|
Keterangan : 5 HSS(Hari Setelah Simpan)
Tabel.9 Perlakuan 7 hari setelah simpan
Perlakuan
|
Perlakuan
|
Suhu
|
|
Ruangan
|
Kulkas
|
||
7
HSS
|
W0:Kontrol
|
Keras
|
Keras
|
W1: 2 %
|
Keras
|
Keras
|
|
W2: 4 %
|
Agak lunak
|
Keras
|
|
W3: 6 %
|
Agak lunak
|
Keras
|
Keterangan : 7 HSS(Hari Setelah Simpan)
Tabel.10 Perlakuan 8 hari setelah simpan
Perlakuan
|
Perlakuan
|
Suhu
|
|
Ruangan
|
Kulkas
|
||
7
HSS
|
W0:Kontrol
|
Keras
|
Keras
|
W1: 2 %
|
Keras
|
Keras
|
|
W2: 4 %
|
Lunak
|
Keras
|
|
W3: 6 %
|
Keras
|
Keras
|
Keterangan : 8 HSS(Hari Setelah Simpan)
4.2 Pembahasan
Dari Tabel 1 pada buah tomat dihari ketiga
setelah simpan perlakuan kontrol didalam suhu ruangan berwarna hijau begitupun
yang berada pada suhu kulkas. Sedangkan perlakuan W1 2%
didalam suhu ruangan berwarna hijau kemerahan dan yang berada disuhu
kulkas berwarna hujau, pada W2 4% didalam suhu ruangan berwarna agak kecoklatan
dan yang berada disuhu kulkas berwarna
hujau, pada W3 6% didalam suhu ruangan berwarna
hijau begitupun yang berada pada suhu kulkas berwana hijau.
Dari Tabel 2 pada buah tomat dihari
keempat setelah simpan perlakuan kontrol didalam
suhu ruangan berwarna hijau begitupun yang berada pada suhu kulkas tomat berwarna
hijau. Sedangkan perlakuan W1 2%
didalam suhu ruangan berwarna kemerahan dan disuhu kulkas berwarna hujau, pada W2 4% didalam suhu ruangan berwarna coklat dan yang
berada disuhu kulkas berwarna hujau,
pada W3 6% didalam suhu ruangan berwarna
agak kemerahan dan disuhu kulkas berwana hijau.
Dari Tabel 3 pada buah tomat dihari
kelima setelah simpan perlakuan kontrol didalam
suhu ruangan berwarna hijau begitupun yang berada pada suhu kulkas tomat
berwarna hijau. Sedangkan perlakuan W1 2%
didalam suhu ruangan berwarna kemerahan dan disuhu kulkas berwarna hujau, pada W2 4% didalam suhu ruangan berwarna coklat dan
disuhu kulkas berwarna hujau, pada W3 6%
didalam suhu ruangan berwarna agak kemerahan dan disuhu kulkas berwana hijau.
Dari Tabel 4 pada buah tomat dihari
ketujuh setelah simpan perlakuan kontrol didalam
suhu ruangan berwarna hijau begitupun disuhu kulkas tomat berwarna hijau.
Sedangkan perlakuan W1 2% didalam suhu ruangan berwarna
kemerahan dan disuhu kulkas berwarna
hijau, pada W2 4% didalam suhu ruangan berwarna coklat dan
disuhu kulkas berwarna hujau, pada W3 6%
didalam suhu ruangan berwarna kemerahan dan yang berada pada suhu kulkas
berwana hijau.
Dari Tabel 5 pada buah tomat dihari
ketiga setelah simpan perlakuan kontrol didalam
suhu ruangan tekstur buah tomat tersebut
halus begitupun yang berada pada suhu kulkas tomat dalam keadaan halus.
Perlakuan W1 2% didalam suhu ruangan tekstur
tomat halus dan yang berada disuhu kulkas tekstur tomat halus dan keras, pada W2 4% didalam suhu ruangan tekstur tomat halus dan
yang berada disuhu kulkas tekstur tomat
halus dan keras, pada W3 6%
didalam suhu ruangan tekstur tomat halus dan yang berada pada suhu kulkas
tekstur tomat halus.
Dari Tabel 6 dan 7 hasil yang didapatkan
dalam tekstur buah tomat sama dimana buah tomat tersebut masih dalam keadaan
halus sedangkan pada tabel 8 semua perlakuan pada buah tomat teksturnya halus
kecuali pada perlakuan W2 dimana
tekstur tomat agak kasar dan agak lembek.
BAB
V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Dilihat dari hasil buah tomat dalam
perlakuan yang dilakukan dalam pengamatan tomat yang bertahan sampai perlakuan
terakhir adalah tomat dalam perlakuan control dimana hasil yang didapatkan pada
buah tomat masih dalam keadaan baik dan warna tomat tersebut masih tetap hijau
disuhu kulkas maupun ruangan. Pada perlakuan w1,w2
dan w3 mengalami penurunan fisik dan kimia sehingga
dapat dilihat perubahan mulai dari warna buah, tekstur buah sampai aroma buah
seperti pada perlakuan w2 dimana warna tomat tersebut berwarna coklat dan tekstur
buah tersebut agak kasar dan agak lembek.
5.2 Saran
Waktu
pratikum berlangsung sebaiknya mahasiswa/ mahasiswi lebih memperhatikan lagi
saat asisten dosen memberikan penjelasan atau tata cara pratikum yang akan
dilaksanakan agar tidak terjadi kesalahan pada saat pratikum di mulai.
DAFTAR
PUSTAKA
Cahyono,1998.Kandungan-vitaminC-dalam100gr-buah-tomat
(Diakses tanggal 10 juni 2014)
Karmas & Harris, 1989. Penyimpanan-dari-bahan-kering
tomat (Diakses tanggal 310juni 2014)
Pantastico,1986.Pelilinan-buah-dan-sayur
(Diakses tanggal 10 juni 2014)