-->

LAPORAN PRAKTEK REKAYASA AGRIBISNIS 1


I.PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
Pertanian dalam arti sederhana adalah kegiatan manusia dalam membuka lahan dan menanaminya dengan berbagai jenis tanaman, memelihara ternak maupun ikan.Apabila pertanian dianggap sebagai sumber kehidupan dan lapangan kerja, maka pertanian dalam arti luas diartikan sebagai kegiatan yang menyangkut proses produksi yang menghasilkan bahan-bahan kebutuhan manusia yang dapat berasal dari tumbuhan maupun hewan yang disertai dengan usaha untuk memperbaharui, memperbanyak,dan mempertimbangkan faktor ekonomis.
Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengusahakan & mengkoordinir faktor-faktor produksi berupa lahan dan alam sekitarnya sebagai modal sehingga mempeoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki (yang dikuasai) sebaik-baiknya dan dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran (output) yang melebihi masukan (input).
            Menurut Fadholi Hernanto, (1997), langkah  pertama menuju pembangunan pertanian adalah memahami dengan jelas apakah pertanian itu.Pertanian adalah sejenis produk atau produksi yang khas berdasarkan atas pertumbuhan  tanaman dan hewan.Kegiatan produksi dalam setiap usahatani merupakan aspek penting.Langkah selanjutnya adalah mengetahui tujuan pembangunan pertanian yang meningkatkan produksi serta pendapatan petani.Untuk mencapai tujuan tersebut maka pemerintah telah menerapkan garis kebijaksanaan dalam memilih jenis komoditi yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, serta mengutamakan jenis dari komoditi yang mempunyai prospek pemasaran yang luas serta pertanian yang harus berbeda dari satu tempat ke tempat lainnya.
             Menurut soeharto, (1998), beberapa persoalan yang dihadapi dalam pembangunan pada sektor pembangunan pertanian dewasa ini masih tetap diutamakan pada peningkatan produksi, dan masih kurang memperhatikan tentang kesejahteraan petani melalui distribusi pendapatan yang memadai. Persoalan-persoalan yang ada di pedesaan pada umumnya tidak sederhana, maka perlu kebijaksanaan pemerintah lebih maju kepada perkembangan petani di pedesaan untuk mengidentifikasikan faktor-faktor yang penting dimana sangat mempengaruhi produktifitas dan keuntungan dalam berusahatani.
            Peningkatan hasil produksi, khususnya komoditi hasil pertanian tercipta akibat keterkaitan beberapa subsistem antara lain pertanian, lahan, sarana produksi, irigasi dan lingkungan alam yang berpengaruh.Dalam hal meningkatkan produksi khususnya produksi pertanian, maka diperlukan teknologi yang lebih maju. Dengan penerapan teknologi, produksi dapat ditingkatkan jumlah produksi dan mutunya, sehingga pendapatan petani dalam usahataninya akan bertambah.
            Peningkatkan produksi pertanian yaitu dengan usaha ekstensifikasi yang di Indonesia sangat sulit dikembangkan sebab semakin sempit lahan pertanian yang terciut setiap tahunnya oleh sektor-sektor lainnya.Sehubungan hal di atas, maka untuk mencapai suatu tujuan dari pembangunan pertanian maka metode yang relevan saat ini adalah usaha intensifikasi, dengan penerapan panca usahatani, penerapan panca usahatani terutama dalam menyediakan sarana produksi yang dimana diperlukan modal untuk pengadaannya. Dan ini dapat dikatakan bahwa peningkatan produksi selain tergantung dari  jenis-jenis biaya yang digunakan juga sistem pengelolaan usahatani yang diterapkan.
Agribisnis sebagai suatu sistem adalah merupakan seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. Disini dapat diartikan bahwa agribisnis terdiri dari dari berbagai sub sistem yang tergabung dalam rangkaian interaksi dan interpedensi secara reguler, serta terorganisir sebagai suatu totalitas.
Agribisnis terdapat empat subsistem yang saling barkaitan yaitu subsistem hulu,usaha tani ,hilir dan subsitem penunjang .penjelasan keempat subsistem teresbut yaitu sebagai berikut :
a.      Sub-sistem agribisnis hulu (up-stream agribusiness), yakni industri-industri yang menghasilkan barang-barang modal bagi pertanian, seperti industri perbenihan/pembibitan, tanaman, ternak, ikan, industri agrokimia (pupuk, pestisida, obat, vaksin ternak./ikan), industri alat dan mesin pertanian (agro-otomotif);
b.      Sub-sistem pertanian primer (on-farm agribusiness), yaitu kegiatan budidaya yang menghasilkan komoditi pertanian primer (usahatani tanaman pangan, usahatani hortikultura, usahatani tanaman obat-obatan (biofarmaka), usaha perkebunan, usaha peternakan, usaha perikanan, dan usaha kehutanan);
c.       Sub-sistem agribisnis hilir (down-stream agribusiness), yaitu industri-industri yang mengolah komoditi pertanian primer menjadi olahan seperti industri makanan./minuman, industri pakan, industri barang-barang serat alam, industri farmasi, industri bio-energi
d.      Sub-sistem penyedia jasa agribisnis (services for agribusiness) seperti perkreditan, transportasi dan pergudangan, Litbang, Pendidikan SDM, dan kebijakan ekonomi.
Sistem dan usaha agribisnis yang sedang dipromosikan adalah sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing. Hal ini dicirikan antara lain oleh efisiensi yang tinggi, mampu merespon perubahan pasar secara cepat dan efisien, menghasilkan produk bernilai tambah tinggi, menggunakan inovasi teknologi sebagai sumber pertumbuhan produktivitas dan nilai tambah. Karena itu, dalam upaya mendayagunakan keunggulan komparatif sebagai negara agraris dan maritim menjadi keunggulan bersaing, pembangunan sistem dan usaha agribisnis akan dipercepat bergeser dari yang mengandalkan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia (SDM) belum terampil (factor-driven) kepada pembangunan sistem dan usaha agribisnis yang mengandalkan barang-barang modal dan SDM lebih terampil (capital-driven), dan kemudian pada pembangunan sistem dan usaha agribisnis yang mengandalkan ilmu pengetahuan, teknologi dan SDM terampil (inovation-driven). Untuk itulah pembangunan industri hulu dan hilir pertanian, pengembangan Litbang dan pendidikan SDM diintegrasikan dengan pembangunan pertanian.       Desentralisasi pembangunan sistem dan usaha agribisnis, saat ini sedang dilakukan pembagian peranan antara pemerintah pusat dan daerah dalam bidang tugas dan tanggung jawab yang menjadi wewenang pemerintah. Prinsipnya adalah sebagai berikut. Semaksimal mungkin pembangunan sistem dan usaha agribisnis haruslah dilaksanakan oleh pelaku agribisnis di setiap daerah. Hanya bidang-bidang tertentu yakni yang tidak dapat dilakukan oleh pelaku agribisnis yang menjadi tanggung jawab pemerintah (pusat dan daerah). Hal-hal yang tidak dapat ditangani pelaku agribisnis pada wilayah Kabupaten/Kodya menjadi tanggung jawab pemerintah propinsi. Kemudian, hal-hal yang menyangkut kepentingan dua atau lebih propinsi serta kepentingan nasional menjadi tanggung jawab pemerintah pusat. Dengan pembagian peranan antara pelaku agribisnis dengan peranan pemerintah kabupaten, pemerintah propinsi, dan pemerintah pusat yang demikian akan terjalin suatu sinergis dan secara konvergen menyumbang pada terwujudnya satu sistem agribisnis yang berdaya saing, berkerakyatan dan berkelanjutan setiap daerah.
1.2   Tujuan Praktek Lapang
1.      Untuk mengetahui motivasi petani dalam mengelola usahatani berbasis agribisnis.
2.      Untuk mengetahui pendapatan dan keuntungan dari komoditi yang diusahakan.
3.      Untuk mengetahui hambatan dalam mengelola usaha tani berbasis agribisnis.

1.3   Kegunaan Praktek Lapang
Kegunaan praktek lapang yaitu dijadikan sebagai media informasi dan kita dapat membantu masyarakat didalam menyampaikan keluhan dan harapannya kepada pemerintah karena dengan adanya laporan ini maka berbagai informasi terhadap kendala dan masalah petani dijelaskan dalam laporan ini serta hubngan kemitraan usaha.












II. METODE PELAKSANAAN

2.1   Lokasi dan Waktu Praktek Lapang
Lokasi praktek lapang ini dilaksanakan di Desa Bontomaccini, Kecamatan Sinoa, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, yang berlangsung pada Tanggal 8-9 Desember 2012.
                                  
2.2   Penentuan Responden
Penentuan responden pada praktek lapang ini dilaksanakan dengan memilih secara langsung (purposive) petani yang berhasil dalam mengelola usahataninya.

2.3   Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara langsung dengan petani dengan berpedoman pada quiesioner untuk data primer sedangkan untuk data sekunder diperoleh dari kantor Desa Bontomaccini, Kecamatan Sinoa, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan.
           
2.4   Analisis Data
            Data hasil wawancara yang telah dikumpulkan dan dianalisis secara deskriptif untuk mendapatkan gambaran tentang dan usaha dalam merintis usahataninya sedangkan untuk mengetahui digunakan rumus sebagai berikut.
∏ = TR -TC



Ket :  TR (Penerimaan)
          TC (Biaya)

III. HASIL DAN  PEMBAHASAN

3.1   Nama Lokasi Tempat Usaha
Nama
:
H. Zakaria
Umur
:
42 Th
Pendidikan
:
SMA
Pengalaman Berusahatani
:
20 Th
Pekerjaan Pokok
:
Petani
Pekerja Sampingan
:
Peternak ayam
Jumlah Tanggungan Keluarga
:
3 Orang

Tabel 1 : Susunan anggota keluarga H. Zakari
NO
Nama Keluarga
Jenis Kelamin
Umur
(Th)
Pendidikan
Hubungan Dengan KK
Membantu KK Dalam U.t
1
2
3
Hj. Nurma
Muammar
Amanda
Wanita
Pria
Wanita
39
14
8
SMA
SMP
SD
Istri
Anak
Anak
Membantu
Membantu
Membantu
Data primer setelah diolah. 2012
Nama Tempat Usaha yaitu : Kebun Bibit Rakyat

3.2   Sejarah Dimulai Usaha  (Motivasi dan Mengapa Berbasis Agribisnis)
H. Zakaria  memulai usahanya mengelola sebuah peternakan dan motivasi H. Zakaria dalam memulai usahanya adalah karena ingin mengembangkan usaha yang dia miliki. Setelah menikah dengan  H.j Nurma, beliau langsung membeli tanah seluas  ½ Ha untuk memulai usahataninya. Modal yang dia gunakan berasal dari hasil usaha peternakan yang dia miliki. Beberapa tahun kemudian H. Zakaria lahan yang hanya diperluas dengan membeli lahan disekitarnya. Sampai akhirnya lahan yang dimiliki H. Zakaria sampai saat ini yaitu 3 Ha. Lahan yang seluas 3 Ha yang dia miliki dia Tanami Padi, Jagung dan dibagian pinggir lahan dia tanami pohon jati yang akan dijadiakan bibit.  Itulah sebabnya mengapa usahataninya dia namakan kebun bibit rakyat. H. zakaria ini mengahsilkan 6 ton padi dalam sekali panen dan 7 ton jagung dalam sekali panen.

3.3   Rencana Pengembangan Usaha
Sejak memulai usahanya H. Zakaria modal awal yang digunakan dalam mendirikan usaha agribisnis yaitu modal sendiri, tidak ada pinjaman dari  bank. Modalnya berasal   berasal dari keuntungan usaha peternakan ayam petelur. Dalam kegiatan produksinya, pemilik kebun bibit rakyat ini menggunakan tenaga kerja sewaan yang biayanya Rp 25.000,00 perhari untuk 1 orang tenaga kerja sewaan. Kadang-kadang dalam kegiatan produksinya dia juga tidak menggunakan tenaga kerja sewaan. Pemasaran hasil pertaniannya yaitu langsung dijual kekota namun penjualan hasil panennya tidak sekaligus dijual semua namun disimpan sebagian jika ada lagi keperluan yang mendadak dibutuhkan maka hasil panen yang telah disimpan dijual dan dipakai membeli kebutuhannya dan sebagian dari hasil penjualan dipakai lagi untuk menanam kembali.  khusus hasil panen jagung biasanya dia sisakan untuk pakan ternaknya.
3.4   Jenis Komoditas Pertanian Yang Diusahakan
3.4.1   Padi                      
Pada awalnya dilakukan persamaian luas persamaian yang diperlukan kira-kira 1/20 dari area sawah yang akan ditanami. Persamaian dilakukan dengan menaburkan benih secara merata diatas bedengan. pada tiap-tiap meter persegi persamaian ditabur + 70 gram gabah. penaburan benih jangan terlalu rapat karena mengakibatkan pertumbuhan bibit kurang baik  persamaian diairi hingga terendam +10 cm. setelah gabah ditabur ,persamaian diairi secara rembesan. caranya ialah dengan memasukkan air pengaiaran ke dalam selokan diantara bedengan. hal ini dapat memberikan oksigen yang cukup dari udara terhadap benih sehingga pertumbuhan lebih cepat. Bibit dicabut pada saat sudah berdaun 5-6 helai ( umur 21-23 hari )
Penanaman dilakukan dengan pola jarak tanam sistem legowo atau tanam empat persegi panjang. dalam satu lubang dapat ditanami 1-2 batang bibit dan ditanam sedalam + 3 cm. bibit harus tegak jangan sampai miring. penanam biasanya lakukan oleh 10 orang tergantung luas lahannya. Pemberian pupuk dapat meningkatkan hasil produksi. pupuk diberikan pada waktu ½  bulan, 1 bulan dan 1 ½ bulan.  Panen biasanya dalam ± 4 bulan dalam penanaman. Dalam panen biasanya menghasilkan 6 ton perhektar.  Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel  berikut. 
Tabel 2:  Luas lahan , Biaya produksi dan  Pendapatan usaha tani
No
Uraian
Satuan
Nilai (Rp)
1
Besar Produksi
-       Produksi (Kg)
-       Harga (Rp/Kg)

6000
2500
15.000.000


2
Biaya Produksi
-       Benih /Kg
-       Pupuk /Kg
-       Obat-obatan/liter
-       Upah tenaga kerja /Orang
-       Pajak

 8400
5000
6000
25.000

6.636.000
336.000
500.000
600.000
200.000
500.000
3
Keuntungan

8. 364.000

Berdasarkan hasil analisis  usahatani pada tabel 2 diketahui bahwa pendapatan diperoleh untuk  1 Ha lahan  dari usaha padi yang dikelolah oleh responden adalah sebesar Rp 8364000.
3.4.2   Jagung
Pada awalnya dilakukan Pengolahan tanah dan pengolahan tanah secepatnya dilakukan setelah hujan mulai  turun dengan mempertimbangkan kondisi lengas tanah yang sesuai untuk pengolahan tanah atau dapat juga dilakukan dengan sabit/parang atau menggunakan herbisida paraquat/glyphosat. Setelah itu  dilakukan pengolahan tanah dengan bajak yang ditarik traktor dan diikuti dengan garu/sisir serta perataan sampai lahan siap ditanami.
Pengolahan tanah dapat juga dilakukan dengan cangkul. Penanaman dilakukan secepatnya setelah penyiapan lahan selesai dan siap ditanami. Dalam penggunaan pupuk biasanya menggunakan 500 Kg dalam 1 Ha lahan untuk semua jenis pupuk. Dan biasanya dalam 1 Ha lahan menghasilkan 1-8 ton jagung. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel  berikut.   
Tabel 3:  Luas lahan , Biaya produksi dan  Pendapatan usaha tani
No
Uraian
Satuan
Nilai (Rp)
1
Besar Produksi
-       Produksi (Kg)
-       Harga (Rp/Kg)

6000
2500
16.000.000


2
Biaya Produksi
-       Benih /Kg
-       Pupuk /Kg
-       Obat-obatan/Liter
-       Upah tenaga kerja /Orang
-       Pajak

 5000
5000
6000
25.000
2.300.000
500.000
500.000
600.000
200.000
500.000
3
Keuntungan

13.700.000
Berdasarkan hasil analisis  usahatani pada tabel 3 diketahui bahwa pendapatan diperoleh untuk  1 Ha lahan  dari panen jagung yang dikelolah oleh responden adalah sebesar Rp 13.700.000
3.5 Bagaimana Merintis Kemitraan Usaha
Dalam merintis usaha taninya H. Zakaria  menjalin kerja sama dengan para penyedia input produksi pertanian seperti bibit, pupuk, obat-obatan yang berada di kota bantaeng  demi memperlancar dan meningkatkan hasil produksinya. H. Zakaria  juga menjalin kerja sama beberapa pedagang yang ada di kota untuk menjual hasil panennya.
3.6 Bagaimana Menyikapi Persaingan Usaha
            H zakaria  dalam menyikapi persaingan usaha yang ada di Desa Bontomaccini beliau tidak terlalu mau menanggapi dalam persaingan usaha yang dia miliki. Beliau hanya ingin mengembangkan bagaimana sektor pertanian yang ada didaerahnya.

3.7 Hambatan Dalam Mengelola Usaha
      Hambatan biasa dihadapi oleh H. Zakaria adalah :
1.      Cuaca yang tidak menentu
2.      Dalam penanaman padi biasanya irigasi kurang memadai atau kekurangan air
3.      Biasanya ada hama dan penyakit dalam penanaman tanaman jagung

3.8 Saran Kepada Pemerintah Untuk Perkembangan Usaha
Saran dah harapan kepada pemerintah demi kelancaran usaha taninya yaitu agar pemerintah bisa lebih memperhatikan para petani dan menyediakan benih yang berkualitas karena biasanya bibit yang diberikan pemerintahtidak berkualitas.

IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1.      Motivasi H. Zakaria dalam mengelola usahatani berbasis agribisnis ingin mengembangkan usaha yang dia miliki dan meningkatkan pendapatan serta kesejahteraan rumah tangganya.
2.      Keuntungan yang diperoleh H. Zakaria dari komoditas padi 8. 364.000 dan keuntungan dari komoditas jagung 13.700.000
3.      Hambatan yang biasa yang dihadapi yaitu irigasi, timbulnya hama dan penyakit,  dan cuaca yang tidak menentu.

4.2 Saran
            Semoga pemerintah lebih mengembangkan lagi sektor pertanian yang ada di Indonesia agar petani di Indonesia bisa lebih sejahtera  dan pemerintah jangan selalu berpihak pada kaum kapitalis.










DAFTAR PUSTAKA
Anonym .2011. Usaha Tani. http://www.justkiewordpress com. Diakses pada tanggal 20 desember 2012.
Anonym .2012.Pembangunan  Sistem Agribisnis. http://agribisnis.com. Diakses pada tanggal 20 Desember 2012.
Anonym .2008 .Membangun Sistem Agribisnis. http://legalita.org.com. Diakses pada tanggal 20 Desember 2012.












Related Posts

Subscribe Our Newsletter